Puisi: Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996 (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan refleksi penulis tentang kematian seorang mahasiswa yang tidak ....
Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996


Aku mencintainya sebab ia mati ketika ikut
rame-rame hari itu. Aku tak mengenalnya,
hanya dari koran, tidak begitu jelas memang,
kenapanya atau bagaimananya (bukankah semuanya
demikian juga?) tetapi rasanya cukup alasan
untuk mencintainya. Ia bukan
mahasiswaku. Dalam kelas mungkin saja
ia suka ngantuk, atau selalu tampak sibuk mencatat,
atau diam saja kalau ditanya,
atau sudah terlanjur bodoh sebab ikut saja
setiap ucapan gurunya. Atau malah terlalu suka
membaca sehingga semua guru jadi asing baginya.

Dan tiba-tiba saja, begitu saja, hari itu ia mati;
begitu berita yang ada di koran pagi ini -
entah kenapa aku mencintainya
karena itu. Aneh, koran ternyata bisa juga
membuat hubungan antara yang hidup
dan yang mati, yang tak saling mengenal.

Siapa namanya, mungkin disebut di koran,
tapi aku tak ingat lagi,
dan mungkin juga tak perlu peduli. Ia telah
mati hari itu - dan ada saja yang jadi ribut.

Di negeri orang mati, mungkin ia sempat
merasa was-was akan nasib kita
yang telah meributkan mahasiswa mati.


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan refleksi penulis tentang kematian seorang mahasiswa yang tidak dikenalnya.

Perasaan Kehilangan dan Belasungkawa: Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan dan belasungkawa penulis terhadap mahasiswa yang mati. Penulis mengakui bahwa ia tidak mengenalnya secara pribadi, tetapi berita kematian mahasiswa tersebut di koran telah membuatnya merasa terikat dan mencintainya sebagai bentuk belasungkawa.

Kekaburan Informasi dan Ketidakjelasan: Puisi ini menyuarakan rasa ketidakjelasan dan kekaburan informasi tentang bagaimana dan mengapa mahasiswa itu meninggal. Ini mencerminkan keterbatasan informasi yang sering kita temui dalam berita yang kadang-kadang tidak menyampaikan cerita lengkap tentang kehidupan dan kematian seseorang.

Emosi dan Koneksi Melalui Puisi: Puisi ini menunjukkan kekuatan puisi untuk menyampaikan emosi dan menciptakan koneksi emosional dengan orang yang tidak dikenal. Meskipun penulis tidak mengenal mahasiswa tersebut secara pribadi, ia tetap merasa terikat dan mencintainya melalui puisi ini.

Perenungan Tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang kehidupan dan kematian. Kematian mahasiswa ini menjadi titik tolak untuk berpikir tentang ketidakpastian kehidupan dan betapa pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki.

Perbedaan dan Persamaan Kehidupan: Puisi ini juga menyoroti perbedaan dan persamaan kehidupan antara orang yang hidup dan yang mati. Meskipun penulis tidak mengenal mahasiswa itu, kematian itu menghubungkan mereka dalam kesamaan kemanusiaan dan belasungkawa.

Kritik Sosial: Puisi ini mencerminkan kritik sosial terhadap keadaan di mana kita sering kali tidak terlalu memperhatikan orang lain atau meributkan hal-hal yang sepele, sementara orang lain mungkin menghadapi kematian dan peristiwa besar dalam hidup mereka.

Puisi "Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996" karya Sapardi Djoko Damono adalah ungkapan emosional tentang kehilangan dan belasungkawa terhadap seorang mahasiswa yang tidak dikenal. Dengan mengeksplorasi ketidakjelasan informasi, penulis mengajak pembaca untuk merenung tentang kehidupan dan kematian serta menyadari pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki. Puisi ini juga mencerminkan kritik sosial tentang kurangnya perhatian dan penghormatan terhadap orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Tentang Mahasiswa yang Mati, 1996
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.