Puisi: Pengkhianatan (Karya Taufiq Ismail)

Puisi: Pengkhianatan Karya: Taufiq Ismail
Pengkhianatan


Siapa lagi sekarang akan ditangkap. Menanti
Mungkin sebentar lagi mereka akan datang mengetuk pintu
Mendorong masuk dan menjerembabkan nasib
Di ambang waktu. Dengan berbagai tuduhan
Barangkali agen mereka ada di antara kita
Dengan pestol Browning di pinggang dalam
Kita tak pernah pasti tahu
Mengapa engkau pucat sekali?
Intip cermin di atas lemari
Di luar angin pepohonan damar masih berseru
Atau jip-kah itu yang menderu?
Cek sekali lagi: sudahkah semua dokumen dibakar
Bersihkan sisa abu di lubang kloset
Granat dan sten di dinding-papan
Hapalkan nama-nama palsu kalian
Sudjono! Hentikan goyangan kakimu
Merokoklah. Merokok di kolong kalau tak tahan
Udara terlalu pekap di sini, dalam temaram
Kita makin berpeluh tapi jari kenapa menggigil
Udara panas bergetah dengan bau ikan sardin
Seorang bangkit pelan, mengintip di balik gorden

Tiba-tiba aku berteriak, melolong-lolong
Tjok dan Momo menerkamku tak berbunyi
Dan menyumbat mulutku
Aku berontak, lepas dalam geliat liar
Tapi badan mereka bagai sapi Bali
Lenganku dikunci mereka ke punggung. Badanku
Dibengkok-busurkan
Keluh serak dari mulutku

‘Lepaskan dia. Dan kau diam’
Kata Budi
‘Kau terlalu tegang’
Diapun menuding ke sudut kamar
Aku terhuyung ke sana, dua langkah
Dan tiga langkah surut kembali
Dalam gerakan terpincang, kataku serak:
‘Budi, aku telah berkhianat’

Seluruh kamar tegang dan pekat
Halilintar meledak dalam ruangan
Mata mereka nanap, duka perjuangan semakin berat
Angin pepohonan damar menebas tajam bagai kelewang

‘Budi, aku sudah berkhianat’
Aku melihat berkeliling. Mereka diam aneh
Lenganku mula mengulur, lalu bergantungan
Dengan gelisah aku berputar melihat kawan-kawan
Mataku merah dan liar serigala
Meneriakkan ‘Aku pengkhianat!’
Dan aku tersedu, tertengkurap di tengah kamar

Mereka semua diam. Sudjono mematikan rokoknya
Aku menangis seperti anak lima tahun
Yang kehilangan baling-baling kertasnya
‘Tembaklah aku. Mereka sudah tahu semuanya
Sebentar lagi mereka datang
Aku tak tahan Budi, tembaklah aku di sini’

Budi memberi tanda. Senjata-senjata dibongkar dari dinding
Dengan perkasa mereka siap berangkat dalam formasi rahasia
Mereka akan menyelinap lewat gang belakang
Sepanjang urat-urat kota memperjuangkan kemerdekaan
Di sela rapatnya rumah-rumah, meneruskan gerakan di bawah tanah

Budi melucuti belatiku dan pada Momo memberi perintah
Menggamit Tjok dan Maliki dengan tangan perunggu
Perlahan yang lain berangkat satu-satu
Setiap orang memerlukan menoleh padaku sebentar
Di lantai, aku menekuri jubin sebelah meja
Dan Momo yang akan menjalankan perintah komandan
Berdiri dengan belatiku telanjang di tangan.


1963

Sumber: Horison (Mei, 1967)

Analisis Puisi:
Beberapa hal yang menarik dari puisi "Pengkhianatan" karya Taufiq Ismail adalah:
  1. Atmosfer Tegang: Puisi ini menciptakan atmosfer yang tegang dan penuh ketegangan dengan deskripsi-detil yang memberikan gambaran situasi yang mencekam. Perasaan takut dan ketidakpastian terasa melalui kata-kata dan adegan yang digambarkan.
  2. Pengkhianatan dan Penyesalan: Puisi ini mengangkat tema pengkhianatan dan penyesalan. Narator mengaku telah berkhianat dan merasa bersalah atas perbuatannya. Dia mengungkapkan penyesalannya dengan teriakan dan tangisan yang kuat, dan mengharapkan hukuman atas kesalahannya.
  3. Persahabatan dan Solidaritas: Walaupun terjadi pengkhianatan, puisi ini juga menyoroti persahabatan dan solidaritas antara para tokoh dalam cerita. Meskipun mereka diam dan tegang di hadapan pengkhianatan, mereka tetap bersama dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjuangan yang mereka mulai.
  4. Semangat Perjuangan dan Kebebasan: Meskipun puisi ini mencerminkan situasi yang mencekam dan penyesalan atas pengkhianatan, ada juga semangat perjuangan dan kebebasan yang tercermin dalam sikap para tokoh. Mereka siap untuk melanjutkan perjuangan di bawah tanah, memperjuangkan kemerdekaan, dan berangkat dalam formasi rahasia.
Puisi ini menggambarkan suasana tegang, pengkhianatan, penyesalan, dan semangat perjuangan dalam menjalankan perjuangan untuk kebebasan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Pengkhianatan
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.