Puisi: Monolog Seorang Veteran yang Tercecer dari Arsip Negara (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi: Monolog Seorang Veteran yang Tercecer dari Arsip Negara Karya: Ahmadun Yosi Herfanda
Monolog Seorang Veteran yang Tercecer dari Arsip Negara


Bendera-bendera berkibar di udara
Dan, orang-orang berteriak 
"
telah bebas negeri kita"
Tapi aku tertatih sendiri
Di bawah patung kemerdekaan yang letih
Dan tersuruk di bawah mimpi reformasi.

Kau pasti tak mengenaliku lagi
Seperti dulu, ketika tubuhku terkapar penuh luka
Di sudut stasiun Jatinegara, setelah sebutir peluru
Menghajarku dalam penyerbuan itu
Dan negeri yang kacau mengubur
Sejarah dalam gundukan debu.

Setengah abad lewat kita melangkah
Di tanah merdeka, sejak Soekarno-Hatta
Mengumumkan kebebasan negeri kita
Lantas kalian dirikan partai-partai
Juga kursi-kursi kekuasaan di atasnya
Gedung-gedung berjulangan
Hotel-hotel berbintang, toko-toko swalayan
Jalan-jalan layang, mengembang bersama
Korupsi, kolusi, monopoli, manipulasi,
Yang membengkakkan perutmu sendiri
Sedang kemiskinan dan kebodohan
Tetap merebak di mana-mana
Dan, aku pun masih prajurit tanpa nama
Tanpa tanda jasa, tanpa seragam veteran
Tanpa kursi jabatan, tanpa gaji bulanan
Tanpa tanah peternakan, tanpa rekening siluman
Tanpa istri simpanan.

Meskipun begitu, aku sedih juga
Mendengarmu makin terjerat hutang
Dan keinginan IMF yang makin menggencet
Kebijakan negara.
Karena itu, maaf, saat engkau
menyapaku, "Merdeka!"
Dengan rasa sembilu
Aku masih menjawab, "Belum!"


Jakarta, 1998

Sumber: Boemipoetra (Juli-Agustus, 2008)

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Monolog Seorang Veteran yang Tercecer dari Arsip Negara
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.