Puisi: Kereta Pensiunan Pelacur (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi: Kereta Pensiunan Pelacur Karya: Muhammad Rois Rinaldi
Kereta Pensiunan Pelacur


Pensiunan pelacur duduk di antara calon-calon pelacur di gerbong kereta tujuan kota metropolitan, ia tak tahu dari mana harus memulai kata, tiba-tiba kelu. Bayangan masa remaja melintas-lintas, sesekali tengah tertawa mengejar kupu-kupu di pematang sawah, sesekali tengah merintih lirih di puncak malam paling jalang, juga wajah-wajah lelaki menyeringai penuh birahi dari satu kamar ke kamar, dari satu hotel ke hotel, dari satu lorong ke lorong yang lain! Sampai dia lupa terakhir kali menangisi nasib, lupa terakhir kali tertawa lepas, terbingkai rapih dalam penyerahan paling nyeri!

Kereta terus melaju kencang menembus kabut tebal, angin dingin menuruni lembah kenangan menusuk-tusuk rusuk yang kian keropos. Dia masih diam tapi ingin bicara, ingin menyampaikan pesan, ingin menarik calon-calon pelacur itu pulang ke desa, mencuci baju di kali sambil menunggu seorang pemuda melamar dengan segenggam ketulusan, ah!: jadi gagu, membisu!

Dia memejamkan mata, deru paru semakin sesak, jarum jam berputar mundur, sangat cepat... degup jantung tak teratur o... ! Tersungkur di antara epitaf rimba metropolitan, tak tahu arah pulang, terpenjara dalam sel germo, jadi barang dagangan, dikamarkan tanpa ijab-qabul, tanpa saksi, tanpa Tuhan! Hingga dewasa... sampai menua dan menunggu keranda senja dengan sekumpulan penyesalan, karam dalam airmata!

Tiba-tiba kereta terhenti, dia membuka mata, sudah sepi...: calon-calon pelacur itu? Ya! Mereka telah dipenjarakan, menggantikan dirinya yang terus berpindah-pindah kereta menunggu saatnya seorang pemuda renta melingkarkan cincin emas dan membawanya ke singgasana perkawinan.


Cilegon, Banten, 9 Februari 2012

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Kereta Pensiunan Pelacur
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.