Puisi: Lelaki Sendirian (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Lelaki Sendirian" karya W.S. Rendra adalah karya yang penuh dengan gambaran dan metafora yang kuat tentang kesendirian, kegelisahan, dan .....
Lelaki Sendirian

Kirjomulyo duduk di depanku - 
memandang ke luar jendela


Dan ia diam juga
lembah yang dalam
kabut biru di perutnya
Tapi di hatinya
pucuk-pucuk cemara
dipukuli angin hitam.

Bagai kerbau kelabu ia
lelaki dengan rambut-rambut rumput.
Dan ia diam juga.
Tapi di hatinya ada hutan
dilanda topan.

Lelaki yang mengandung dendam
lelaki yang mengandung kesunyian
mengutuki debu-debu kiriman angin
mengutuki birunya kejemuan.

Bagai kerbau kelabu ia
lelaki dimakan dan memuntahkan kutuk
bara menyala tanpa air siraman.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Lelaki Sendirian" karya W.S. Rendra adalah karya yang penuh dengan gambaran dan metafora yang kuat tentang kesendirian, kegelisahan, dan kebencian yang dirasakan oleh seorang lelaki. Puisi ini menciptakan suasana yang gelap dan penuh dengan konflik batin, menggambarkan penderitaan yang dialami oleh lelaki tersebut.

Gambaran Fisik dan Batin: Puisi ini dimulai dengan gambaran fisik tentang seorang lelaki sendirian yang diam dalam lembah yang dalam dan tertutup oleh kabut biru. Gambaran ini menciptakan kesan tentang kesunyian dan isolasi yang dirasakannya. Namun, di hatinya, ada pucuk-pucuk cemara yang dipukuli oleh angin hitam, menggambarkan kegelisahan dan konflik batin yang dirasakannya.

Perbandingan dengan Kerbau Kelabu: Penyair membandingkan lelaki tersebut dengan "kerbau kelabu" yang memiliki rambut-rambut rumput. Perbandingan ini menimbulkan gambaran tentang sosok lelaki yang sederhana, mungkin terlihat kuat dan tegar dari luar, tetapi pada kenyataannya, ia merasakan penderitaan yang mendalam dalam hatinya.

Dendam dan Kesunyian: Dalam puisi ini, lelaki tersebut digambarkan sebagai sosok yang penuh dengan dendam dan kesunyian. Ia mengandung perasaan kebencian terhadap "debu-debu kiriman angin" dan "birunya kejemuan," yang mungkin menggambarkan kekecewaan dan ketidakpuasannya terhadap lingkungannya atau situasi hidupnya.

Bara Tanpa Air Siraman: Puisi ini diakhiri dengan gambaran lelaki yang seperti "bara menyala tanpa air siraman." Bara menyala menggambarkan kemarahan dan kebencian yang menyala dalam hatinya, sementara "tanpa air siraman" menunjukkan bahwa kemarahan dan kebenciannya tidak dapat diredam atau dipadamkan.

Puisi "Lelaki Sendirian" karya W.S. Rendra menggambarkan kesendirian, kegelisahan, dan kebencian yang dirasakan oleh seorang lelaki. Puisi ini menggunakan gambaran dan metafora yang kuat untuk menciptakan suasana gelap dan konflik batin yang mendalam. Dengan demikian, puisi ini mengeksplorasi tema-tema yang kompleks seperti isolasi, perasaan batin, dan penderitaan psikologis dalam diri seorang individu.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Lelaki Sendirian
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.