Puisi: Kabut (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Kabut" karya Goenawan Mohamad menggambarkan kondisi manusia yang terjebak dalam ketidakpastian dan keraguan, mencoba mencari makna atau ....
Kabut


Siapakah yang tegak di kabut ini
atau Tuhan, atau kelam:
Bisik-bisik lembut yang sesekali
mengusap wajahnya tertahan-tahan.

Kepada siapakah kabut ini
telah turun perlahan-lahan:
Kepada pak tua, atau kami
kepada kerja atau sawah sepi ditinggalkan.


1963

Sumber: Sajak-Sajak Lengkap, 1961-2001 (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Kabut" karya Goenawan Mohamad adalah karya yang singkat namun penuh makna, dengan dua bait yang merenungkan keberadaan manusia dalam kabut.

Kehadiran Kabut: Puisi ini dibuka dengan pertanyaan, "Siapakah yang tegak di kabut ini?" Kabut dalam puisi ini mewakili elemen alam yang misterius dan mengaburkan pandangan. Kabut ini menciptakan atmosfer yang mencekam dan suram.

Tanda Keberadaan Tuhan: Di bait pertama, penyair bertanya apakah yang tegak di kabut ini adalah Tuhan atau kelam. Pertanyaan ini mencerminkan keraguan dan ketidakpastian. Kabut yang tebal seperti simbol ketidakjelasan dan ketidakmengertian akan Tuhan atau kekuatan gaib yang ada dalam alam.

Bisik-Bisik Lembut: Penyair merujuk pada "bisik-bisik lembut yang sesekali" dalam kabut yang mengusap wajahnya dengan perasaan tertahan-tahan. Ini bisa dimaknai sebagai upaya manusia untuk mencari makna atau kehadiran spiritual dalam kabut ketidakpastian.

Pertanyaan Kepada Siapa: Bait kedua dilanjutkan dengan pertanyaan, "Kepada siapakah kabut ini telah turun perlahan-lahan?" Pertanyaan ini menggambarkan proses pemikiran penyair yang mencoba mencari tahu kepada siapa kabut ini ditujukan. Apakah itu kepada seorang tokoh tua (mungkin merujuk pada orang bijak atau pemimpin tradisional), kepada masyarakat, atau kepada pekerjaan dan sawah yang ditinggalkan.

Kesepian dan Keraguan: Puisi ini menggambarkan suasana hati yang suram, dengan kabut yang menggambarkan ketidakpastian dan keraguan dalam hidup. Kata-kata seperti "kelam" dan "tertahan-tahan" menciptakan nuansa kesepian dan kebingungan.

Puisi "Kabut" karya Goenawan Mohamad menggambarkan kondisi manusia yang terjebak dalam ketidakpastian dan keraguan, mencoba mencari makna atau keberadaan yang lebih tinggi dalam kehidupan yang kabur dan suram. Puisi ini merenungkan pertanyaan filosofis tentang eksistensi manusia dan hubungannya dengan alam dan spiritualitas.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Kabut
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.