Puisi: Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja" menantang dan menggugah pikiran tentang konsep kebebasan dalam masyarakat modern, sambil ...
Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja

Merdeka!
Ohoi, ucapkanlah lagi pelan-pelan
Merdeka
Kau 'kan tahu nikmatnya
Nyanyian kebebasan.

Ohoi,
Lelaki boleh genit bermanja-manja
Wanita boleh sengit bermain bola
Anak muda boleh berkhutbah dimana-mana
Orang tua boleh berpacaran dimana saja.

Ohoi,
Politikus boleh berlagak kiai
Kiai boleh main film semau hati
Ilmuwan boleh menggugat ayat
Gelandangan boleh mewakili rakyat.

Ohoi,
Dokter medis boleh membakar kemenyan
Dukun klenik boleh mengatur kesejahteraan
Saudara sendiri boleh dimaki
Tuyul peri boleh dibaiki.

Ohoi,
Pengusaha boleh melacur
Pelacur boleh berusaha
Pembangunan boleh berjudi
Penjudi boleh membangun.

Ohoi,
Yang kaya boleh mengabaikan saudaranya
Yang miskin boleh menggadaikan segalanya
Yang di atas boleh dijilat hingga mabuk
Yang di bawah boleh diinjak hingga remuk.

Ohoi,
Seniman boleh bersufi-sufi
Sufi boleh berseni-seni
Penyair boleh berdzikir samawi
Muballigh boleh berpuisi duniawi.

Ohoi,
Si anu boleh anu
Siapa boleh apa
Merdeka?

1987

Sumber: Ohoi (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja" karya Mustofa Bisri menggambarkan sebuah penggambaran yang provokatif terhadap konsep kebebasan dan moralitas dalam masyarakat. Penyair mengeksplorasi batas-batas kebebasan dengan cara yang provokatif dan ironis.

Penjelasan tentang Kebebasan: Penyair menggambarkan kebebasan sebagai sesuatu yang relatif, yang memungkinkan individu untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan, terlepas dari norma sosial dan moralitas yang ada. Penggambaran ini mencerminkan pandangan bahwa kebebasan sejati adalah hak setiap individu untuk mengekspresikan diri mereka tanpa hambatan.

Ironi dan Provokasi: Dalam puisi ini, penyair menggunakan bahasa yang provokatif dan ironis untuk menyoroti paradoks dan kontradiksi dalam pemahaman tentang kebebasan. Dia menyajikan serangkaian pernyataan yang kontras dan terkadang ekstrem tentang apa yang "boleh" dilakukan dalam masyarakat yang bebas.

Kritik terhadap Norma dan Nilai: Puisi ini mengkritik norma-norma sosial yang mapan dan norma moral yang diterima secara luas dalam masyarakat. Penyair menantang batasan-batasan yang ada dan menyoroti ketidakadilan serta ketimpangan yang mungkin terjadi dalam pemahaman tentang kebebasan.

Pertanyaan Akhir yang Menantang: Dengan mengakhiri puisi dengan pertanyaan "Merdeka?", penyair menantang pembaca untuk merenungkan konsep kebebasan secara lebih mendalam. Pertanyaan ini menunjukkan bahwa kebebasan sejati mungkin lebih kompleks daripada sekadar melakukan apa pun yang diinginkan, dan mungkin melibatkan pertimbangan etika dan tanggung jawab sosial.

Secara keseluruhan, puisi "Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja" adalah sebuah puisi yang menantang dan menggugah pikiran tentang konsep kebebasan dalam masyarakat modern, sambil mempertanyakan nilai-nilai dan norma yang mendasarinya.

Mustofa Bisri
Puisi: Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.