Puisi: Perjalanan Malam (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Perjalanan Malam" karya Goenawan Mohamad menggambarkan ketegangan dan ketidakpastian, serta hubungan antara seorang ayah dan anak.
Perjalanan Malam

Wer reitet so spat durch Nacht und Wind?
Er ist der Vater mit seinem Kind
- GOETHE


Mereka berkuda sepanjang malam,
sepanjang pantai terguyur garam.
Si bapak memeluk dan si anak dingin,
menembus kelam dan gempar angin.

Adakah sekejap anak tertidur,
atau takutkan ombak melimbur?
"Bapak, aku tahu langkah si hantu,
ia memburuku di ujung itu."

Si bapak diam meregang sanggurdi,
merasakan sesuatu akan terjadi.
"Kita teruskan saja sampai sampai,
sampai tak lagi terbujur pantai."

"Tapi 'ku tahu apa nasibku,
lepaskanlah aku dari pelukmu."
"Tahanlah, buyung, dan tinggallah diam,
mungkin ada cahaya tenggelam."

Namun si hantu tak lama nunggu:
dilepaskannya cinta (bagai belenggu).
Si anak pun terbang ke sebuah cuaca:
"Bapak, aku mungkin kangen di sana."


1976

Sumber: Horison (Mei, 1978)

Analisis Puisi:
Puisi "Perjalanan Malam" karya Goenawan Mohamad adalah karya sastra yang menggambarkan perjalanan yang penuh ketegangan dan ketidakpastian, serta hubungan antara seorang ayah dan anak.

Pemandangan Malam: Puisi ini membuka dengan gambaran perjalanan malam yang dilakukan oleh seorang ayah dan anak. Mereka berkuda sepanjang pantai yang diterpa ombak, dan suasana malam yang gelap menciptakan suasana misterius.

Hubungan Ayah-Anak: Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang hubungan antara seorang ayah dan anak. Ayah merangkul anaknya dalam upaya untuk memberinya perlindungan dan kenyamanan di tengah malam yang dingin dan berangin.

Ketegangan dan Ketidakpastian: Dalam puisi ini, ada ketegangan yang muncul ketika anak merasa takut akan "si hantu" yang mengikutinya. Hal ini menciptakan perasaan ketidakpastian dalam perjalanan mereka. Ayah mencoba menenangkan anaknya dan melanjutkan perjalanan.

Ketidakpastian Nasib: Anak merasa ketidakpastian tentang nasibnya dan menyatakan bahwa dia tahu apa yang akan terjadi. Ayah mencoba memberikan keyakinan kepadanya, meskipun dia merasakan bahwa sesuatu akan terjadi di ujung perjalanan.

Pembebasan dan Kebebasan: Akhir puisi mengungkapkan pembebasan anak, seolah-olah "si hantu" telah melepaskannya. Anak merasa bebas untuk pergi dan menyatakan bahwa dia mungkin akan merindukan tempat yang dia tinggalkan.

Puisi ini menciptakan suasana yang penuh ketegangan, kecemasan, dan ketidakpastian yang diseliputi oleh elemen kebebasan dan pembebasan. Hubungan antara ayah dan anak menjadi pusat perhatian, dan puisi ini menggambarkan momen penting dalam perjalanan mereka bersama.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Perjalanan Malam
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.