Puisi: Pemberian Tahu (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Pemberian Tahu" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dan kebingungan dalam hubungan manusia.
Pemberian Tahu

Bukan maksudku mau berbagi nasib,
nasib adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dari yang banyak, tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.
Aku pernah ingin benar padamu,
Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,

Kita berpeluk ciuman tidak jemu,
Rasa tak sanggup kau kulepaskan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku memang tidak bisa lama bersama
Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama!

1946

Sumber: Aku Ini Binatang Jalang (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Pemberian Tahu" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta dan kebingungan dalam hubungan manusia. Melalui pilihan kata-kata yang puitis, Chairil Anwar berhasil menggambarkan dinamika emosional yang rumit dan kompleks.

Perasaan Cinta dan Keinginan: Puisi ini menggambarkan perasaan cinta dan keinginan yang kuat. Penyair ingin berbagi hidup dan perasaannya dengan orang yang dicintainya. Dia memilih orang tersebut dari banyak pilihan, menunjukkan pentingnya hubungan ini baginya. Namun, meskipun dia memilih dengan hati-hati, hubungan ini terasa sementara dan cepat berakhir.

Kontradiksi dalam Perasaan: Puisi ini mencerminkan kontradiksi dalam perasaan penyair. Meskipun ada perasaan ingin bersama dan berpelukan, ada juga perasaan ketidakmampuan untuk menjaga hubungan. Penyair menggambarkan bahwa rasa cinta tidak sanggup dia lepaskan, menunjukkan keteguhan dan intensitas perasaannya. Namun, dalam kontras dengan perasaan itu, dia juga mengatakan bahwa "Rasa tak sanggup kau kulepaskan," mengisyaratkan bahwa ada halangan atau kesulitan dalam mempertahankan hubungan tersebut.

Kehilangan dalam Kecantikan: Dalam bagian "Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali," penyair mengungkapkan keinginan untuk mengembalikan keadaan menjadi seperti dulu, ketika semuanya masih indah dan murni. Ini mencerminkan rasa rindu akan momen-momen awal dalam hubungan, ketika semuanya terasa lebih sederhana dan tanpa beban.

Kesedihan dan Kehilangan: Pada akhir puisi, penyair mengungkapkan rasa kesedihan dan kehilangan. Dia menyatakan bahwa dia tidak bisa lama bersama, dan dia menulis ini "di kapal, di laut tidak bernama!" Ini mencerminkan perasaan terombang-ambing dalam hubungan, seperti berada di atas kapal di laut yang tidak memiliki arah yang pasti.

Puisi "Pemberian Tahu" menggambarkan kompleksitas perasaan cinta, kebingungan, dan kehilangan dalam hubungan. Melalui pilihan kata-kata yang kuat dan gambaran yang puitis, Chairil Anwar berhasil menyampaikan dinamika emosional yang rumit dengan indah. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dan tantangan dalam mencari dan mempertahankan hubungan yang bermakna.

Chairil Anwar
Puisi: Pemberian Tahu
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.