Puisi: Pong Tiku (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Pong Tiku" karya D. Zawawi Imron memancarkan keindahan alam, kebijaksanaan, dan kedalaman makna kehidupan. Dengan menggunakan bahasa yang ...
Pong Tiku


Tak kuhitung
berapa awan yang gugur dan keningmu
tapi gunung-gunung yang pernah kau taburi rindu
masih tetap menyimpan madu.

Kutahu kini engkau melangkah
memahat jejak di batu-batu.

Dari tongkonan ke tongkonan
senyummu menyiratkan gelombang karang
jadi harapan kerbau-kerbau
yang rajin mencangkul walau kemarau.

Hutan-hutan itu
masih terasa istanamu saja
karena kekhidmatan alam
punya kemerduan lagu yang amat dalam.

Pertemuan ini hanya sebuah ketika
bintang demi bintang akan tenggelam
sedang sorot matamu tajam
senantiasa mengintip
dari sela-sela hujan yang disiramkan matahari.


Sumber: Berlayar di Pamor Badik (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Pong Tiku" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang mempersembahkan pengalaman indah dan puitis tentang pertemuan, alam, dan kehidupan sehari-hari. Puisi ini memanfaatkan bahasa yang indah dan gambaran yang mendalam untuk menggambarkan keindahan alam, perasaan, dan makna-makna yang tersirat.

Struktur dan Gaya Bahasa:

  1. Imaji yang Kaya: Puisi ini memperkaya makna dengan menggunakan imaji yang kaya. Gambaran awan, gunung, jejak di batu-batu, gelombang karang, dan hutan-hutan menciptakan suasana dan membangun citra yang indah.
  2. Personifikasi Alam: Alam dipersonifikasikan dengan memberikan sifat-sifat manusiawi, seperti gunung yang menyimpan madu, senyum yang menyiratkan gelombang karang, dan hutan yang terasa istana. Ini memberikan nuansa keintiman antara manusia dan alam.
  3. Simbolisme dan Metafora: Gunung-gunung yang pernah ditaburi rindu yang masih menyimpan madu menjadi simbol perjalanan dan pengalaman hidup. Sorot mata dan sela-sela hujan yang disiramkan matahari menjadi metafora tentang kebijaksanaan dan keindahan yang tersembunyi.

Tema

  1. Kebijaksanaan Alam: Puisi ini menyoroti kebijaksanaan alam dan keindahan yang dapat diambil sebagai teladan. Alam memberikan pelajaran tentang ketekunan, keindahan, dan kebijaksanaan melalui gambaran-gambaran indah yang dihadirkan dalam puisi.
  2. Ketekunan dan Kerja Keras: Senyum yang menyiratkan gelombang karang dan harapan kerbau-kerbau yang rajin mencangkul walau kemarau menjadi representasi ketekunan dan kerja keras. Puisi ini merayakan semangat dan keuletan dalam menghadapi tantangan hidup.
  3. Ketidakabadian dan Kehidupan yang Sementara: Puisi ini menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang sementara. Bintang-bintang akan tenggelam, tapi sorot mata yang tajam akan selalu mengintip dari sela-sela hujan yang disiramkan matahari. Ini menciptakan gambaran tentang keabadian dalam ketidakabadian.

Makna

  1. Keindahan dalam Pertemuan: Puisi ini merayakan keindahan dalam pertemuan, baik antara manusia dengan alam maupun antarmanusia. Pertemuan ini diwujudkan melalui gambaran awan, gunung, dan hutan, menciptakan nuansa keintiman dan kebersamaan.
  2. Kedalaman Kehidupan: Puisi ini mencerminkan kedalaman kehidupan yang dapat diambil dari alam. Gunung yang pernah ditaburi rindu masih menyimpan madu, menunjukkan bahwa setiap pengalaman dalam hidup memiliki makna dan keindahan tersendiri.
  3. Ketidakabadian dalam Kenangan: Meskipun bintang-bintang akan tenggelam, sorot mata yang tajam selalu mengintip. Ini menciptakan makna tentang ketidakabadian dalam kenangan dan pengalaman yang diabadikan dalam hati.
Puisi "Pong Tiku" karya D. Zawawi Imron adalah puisi yang memancarkan keindahan alam, kebijaksanaan, dan kedalaman makna kehidupan. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan imagery yang kaya, puisi ini berhasil menghadirkan gambaran yang puitis dan merenungkan tentang kehidupan, alam, dan makna-makna yang tersembunyi di dalamnya.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Pong Tiku
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.