Puisi: Sosok Sang Nyai Danyang (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Sosok Sang Nyai Danyang" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan sosok misterius dan kuat yang menyiratkan ...
Sosok Sang Nyai Danyang


Kau takkan pernah mengenal suaraku
kau takkan pernah mengenal langkahku
kau takkan pernah mengenal warnaku

Aku Nyai Danyang yang tinggal di setiap
lorong tanpa penghuni dari sukmamu yang
tak pernah henti rindu desir keindahan
aku kelelawar yang muncul dari malam paling
pekat, melepaskan dahan-dahan kemalasanmu
aku jejak tak tinggalkan bekas di jalan
setapakmu pada hari berkabut dan kau
kehilangan kasut dalam hidup.

Aku Nyai Danyang yang menjagamu dengan caraku
bagai pandan duri di pesisirku
bagai warna merah pada capung musim ikan
bagai tajam mata pada pena sang penyair
Aku Nyai Danyang yang menjagamu tetap merdeka.


Jakarta, Agustus 1986

Catatan:
Nyai Danyang adalah lembaga, jasad halus yang bersifat baik.

Analisis Puisi:
Puisi "Sosok Sang Nyai Danyang" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan sosok misterius dan kuat yang menyiratkan keberadaan di balik pengalaman dan perjalanan seseorang. Puisi ini menggunakan bahasa metaforis untuk mengungkapkan pesan tentang kedalaman dan ketangguhan dalam menghadapi kehidupan.

Keberadaan yang Tak Terkenal: Puisi ini dimulai dengan pengulangan kalimat "kau takkan pernah mengenal" untuk menekankan ketidakkenalan terhadap sosok yang sedang digambarkan. Penggunaan tiga unsur ini - suara, langkah, dan warna - menyiratkan bahwa sosok ini adalah sesuatu yang lebih dalam dan abstrak, tidak dapat diukur dengan standar konvensional. Hal ini menciptakan misteri seputar identitas dan sifat sosok tersebut.

Nyai Danyang sebagai Simbolisme: Nyai Danyang di dalam puisi dapat diartikan sebagai sosok yang melambangkan kekuatan, kebijakan, dan kebijaksanaan yang menyelubungi perjalanan hidup. Ia hadir tanpa diketahui, seperti bayang-bayang yang membantu menjaga dan mengarahkan.

Penggambaran Nyai Danyang: Dalam penggambaran Nyai Danyang, penyair menggunakan metafora untuk menyampaikan berbagai sifat dan perannya. Nyai Danyang diibaratkan sebagai kelelawar yang muncul dari kegelapan, mencerminkan ketidakterdugaan dan kemunculan pada saat yang tepat. Kemudian, ia dijelaskan sebagai pandan duri yang tumbuh di pesisir, menggambarkan ketahanan dan keteguhan dalam menjaga. Gambaran lainnya adalah warna merah pada capung musim ikan, menghadirkan keindahan dan keunikan dalam pengamatan.

Pesan Kekuatan dan Kemandirian: Puisi ini menyiratkan pesan tentang kekuatan dan kemandirian. Nyai Danyang menjaga dan mengarahkan tanpa meninggalkan jejak yang terlalu terlihat. Ia memberikan perlindungan tanpa mempengaruhi kemerdekaan individu. Pesan ini mungkin mengajak kita untuk mengenali keberadaan yang mendukung di balik perjalanan hidup kita.

Makna Filosofis: Puisi ini mengandung makna filosofis tentang keberadaan tak terlihat yang memiliki peran penting dalam perjalanan kehidupan. Ia mengilhami pemahaman tentang ketabahan, kerahasiaan, dan kemampuan untuk merasakan keindahan dan makna dalam hal-hal yang tersembunyi.

Puisi "Sosok Sang Nyai Danyang" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang merenungkan keberadaan misterius yang mendukung dan membimbing perjalanan hidup. Dengan menggunakan gambaran Nyai Danyang, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna yang lebih dalam dalam pengalaman dan perjalanan manusia. Melalui bahasa metaforis, puisi ini menciptakan suasana misteri dan kedalaman yang mengajak kita untuk merenungkan peran dan makna yang tersembunyi di balik perjalanan hidup kita.

"Puisi: Sosok Sang Nyai Danyang (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Sosok Sang Nyai Danyang
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.