Puisi: Resonansi Indonesia (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Resonansi Indonesia" karya Ahmadun Yosi Herfanda mengingatkan kita akan nilai persatuan dan kesatuan dalam konteks keragaman yang kaya di ...
Resonansi Indonesia

Bahagia saat kau kirim rindu
termanis dari lembut hatimu
jarak yang memisahkan kita
laut yang mengasuh hidup nakhoda
pulau-pulau yang menumbuhkan kita
permata zamrud di khatulistiwa.

Kau dan aku
berjuta tubuh satu jiwa
kau semaikan benih-benih kasih
tertanam dari manis cintamu
tumbuh subur di ladang tropika
pohon pun berbuah apel dan semangka
kita petik bersama bagi rasa bersaudara
kau dan aku
berjuta kata satu jiwa.

Kau dan aku
siapakah kau dan aku?
Jawa, Cina, Batak, Arab, Dayak
Sunda, Madura, Ambon, atau Papua?
Ah, tanya itu tak penting lagi bagi kita
: kau dan aku
berjuta wajah satu jiwa.

Ya, apalah artinya jarak pemisah kita
apalah artinya rahim ibu yang berbeda?
Jiwaku dan jiwamu, jiwa kita
tulus menyatu dalam genggaman
burung garuda.

Jakarta, 1984/1999

Sumber: Boemipoetra (Juli-Agustus, 2008)

Analisis Puisi:
Puisi "Resonansi Indonesia" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah karya yang merayakan keberagaman dan persatuan dalam konteks Indonesia.

Kedalaman Cinta dan Rindu: Puisi ini dimulai dengan "Bahagia saat kau kirim rindu," menciptakan gambaran cinta yang dalam dan rasa rindu yang kuat antara dua orang. Ini bisa dianggap sebagai simbol cinta antara individu dan tanah airnya.

Laut dan Pulau: Puisi ini merujuk pada laut sebagai pembatas dan pulau-pulau sebagai perekat yang menghubungkan. Laut dan pulau adalah simbol penting dalam konteks Indonesia sebagai negara kepulauan, dan puisi ini menunjukkan bagaimana alam membantu mempersatukan orang-orang.

Keselarasan dengan Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan antara manusia, alam, dan tanah airnya. Referensi ke permata zamrud di khatulistiwa menciptakan gambaran tentang alam yang indah dan potensial yang dimiliki Indonesia.

Persatuan dalam Keberagaman: Salah satu tema sentral dalam puisi ini adalah persatuan dalam keberagaman. Meskipun ada referensi ke berbagai etnis, seperti Jawa, Cina, Batak, Arab, dan lainnya, puisi ini menegaskan bahwa pertanyaan tentang asal etnis tak lagi relevan. Yang lebih penting adalah persatuan jiwa yang menciptakan "berjuta wajah satu jiwa."

Simbol Burung Garuda: Puisi ini menyimpulkan dengan menggambarkan jiwa kedua individu yang menyatu dalam "genggaman burung garuda." Burung Garuda adalah lambang nasional Indonesia dan simbol kesatuan nasional. Ini menunjukkan cinta dan dedikasi kepada Indonesia.

Puisi "Resonansi Indonesia" adalah sebuah karya yang merayakan kekayaan alam dan keberagaman budaya Indonesia, sambil menekankan pentingnya persatuan di dalam perbedaan. Puisi ini mengingatkan kita akan nilai persatuan dan kesatuan dalam konteks keragaman yang kaya di Indonesia.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Resonansi Indonesia
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.