Puisi: Variasi Ramadhan (Karya Beni Setia)

Puisi "Variasi Ramadhan" karya Beni Setia menggambarkan berbagai aspek kehidupan selama bulan Ramadan, yang merupakan bulan suci dalam agama Islam.
Variasi Ramadhan (1)
(Sambil menonton yang belanja
lebaran, sambil menanti daging
qurban dibagikan - bersabar ...)

Dekat stasiun ada warung soto kikil: kita
leluasa mengunyah, sambil bercermin di
pekat lemak kuah. si perangkap nikmat
hempang rel timur-barat, tapi kereta tak
mungkin ada lewat – sampai nanti, jam
sebelas, sampai tiba waktu terpilih. mati
”hari apa ini? tanggal berapa?” tidak ada
jawaban. pada sepuluh hari lagi ramadan
akan dimulai - maksudku: ramadhan's sale
di warung stroke di meja asam urat: aku
tercenung. di sebelas bulan ini kita sudah
biasa berpantang apa? dan akan apa lagi?

Variasi Ramadhan (2)

Mesjid kami akan dilengkapi menara
tinggi - sarang bagi spiker. agar azan
dan lantun qur'an terdengar di seantero
pun bacaan terawih, dan (nanti) tadarus.
sebentar lagi seruan buat sahur, isyarat
imsak, dan terutama: anjuran agar bertakjil
awal serta ujung hari yang bising, dengan
siang yang selalu lengang - tanpa kegiatan
: semua terlelap. sehingga butuh pengeras
agar umat gegas terjaga serta sigap makan.

Variasi Ramadhan (3)

Aku membuka catatan belanja bulanan
: menaksir cicilan rumah serta sepeda
motor–memanjang ke julang misteri usia
ditambah rutin uang kuliah serta bea kos
anak, hutang jangka pendek dari telepon,
koran, sembako, rokok, baju - dll dst dsbnya
berbulan dipaksa menahan diri, senantiasa
berpantang serta mengalah. lantas: dengan
apa memanjakan-Nya di jalan zakat + sedekah?
apakah harus merampok, melacur, atau korupsi.

Variasi Ramadhan (4)

Silaturahmi bisa dilakukan kapan saja, kataku
pada kawan yang mengajak halal-bi-halal. reuni
sebab karcis kereta serta pesawat sudah habis
terjual, sedangkan bis habis di-booking acara
mudik bersama. bareng produsen sapi cincang
sambil termangu menaksir tunjangan lebaran
anak, santunan zakat serta kewajiban fitrah - 
sisanya buat pulsa: sms ucapan selamat lebaran
sayap + ceker buat opor hari raya. makan besar
2 bulan lagi - ketika tiba pembagian sapi qurban

Variasi Ramadhan (5)

Aku sedang berlatih berbaring. tangan terlipat
di dada agar khidmat menatap ke kiblat
melengos pada apapun sebelum papan lahat
dirapatkan serta lubang kubur dipadatkan
taqarrub - mimpi bercengkerama dengan-Nya.


Analisis Puisi:
Puisi "Variasi Ramadhan" karya Beni Setia adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan selama bulan Ramadan, yang merupakan bulan suci dalam agama Islam. Puisi ini terdiri dari lima bagian yang berbeda, masing-masing merinci berbagai aspek dan refleksi tentang Ramadan.

Variasi Ramadhan (1): Bagian pertama puisi ini menggambarkan suasana di sekitar stasiun dan warung soto kikil. Puisi ini membawa pembaca ke suasana yang tenang dan santai, di mana orang-orang sedang menikmati hidangan mereka sambil menantikan waktu terpilih untuk memulai puasa Ramadan. Ada rasa kebingungan tentang tanggal, mencerminkan betapa intensnya bulan Ramadan dalam keseharian. Puisi ini juga mencerminkan perasaan tunggu yang bersemangat menjelang datangnya bulan Ramadan.

Variasi Ramadhan (2): Pada bagian kedua, puisi ini merinci rencana untuk memperbarui mesjid dengan menara tinggi dan sarang untuk pengeras suara. Ini menunjukkan kesiapan komunitas untuk menyambut Ramadan dengan meriah dan membantu umat Islam mematuhi praktik keagamaan mereka selama bulan ini. Puisi ini juga menyoroti pentingnya sahur, imsak, dan takjil sebagai bagian dari rutinitas harian selama Ramadan.

Variasi Ramadhan (3): Bagian ketiga puisi ini mencerminkan berbagai tanggung jawab dan beban finansial yang dihadapi oleh individu dan keluarga selama Ramadan. Puisi ini membahas tentang bagaimana selama Ramadan, banyak orang harus menahan diri dari pengeluaran berlebihan dan merenungkan tentang cara memberikan zakat dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini mengingatkan kita tentang pentingnya berbagi dan membantu orang lain selama bulan Ramadan.

Variasi Ramadhan (4): Bagian keempat puisi ini berbicara tentang silaturahmi selama Ramadan. Puisi ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa tradisi seperti mudik (pulang kampung) mungkin sulit dilakukan, masih ada cara untuk menjaga hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Puisi ini juga menyoroti berbagai kewajiban dan tradisi yang harus dipertimbangkan selama Ramadan, termasuk pembagian hewan qurban.

Variasi Ramadhan (5): Bagian terakhir puisi ini adalah refleksi pribadi seorang individu yang sedang berlatih berbaring, memusatkan perhatian kepada Tuhan. Ini menyoroti esensi spiritual Ramadan di mana umat Islam berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui berbagai ibadah dan introspeksi diri.

Secara keseluruhan, puisi "Variasi Ramadhan" karya Beni Setia merupakan karya sastra yang merenungkan berbagai aspek kehidupan selama bulan Ramadan. Puisi ini mencakup aspek spiritual, sosial, dan ekonomi dari Ramadan, dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan tujuan dari praktik-praktik ini selama bulan suci.

Beni Setia
Puisi: Variasi Ramadhan
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.