Puisi: Kepada Orang Terlunta (Karya Aldian Aripin)

Puisi "Kepada Orang Terlunta" menciptakan suasana emosional yang mendalam dengan menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang penuh dengan ...
Kepada Orang Terlunta

Menjalar kau sayang, matamu nanar
Berputar-putar kau sayang, di lingkar lapar
O dimana akan bersua rindu setia
Baginya yang terlunta dalam kota

Debu-debu berterbangan ramah menyongsongnya
Ketika malam terang, bulan benderang
Ketika malam kelam, ditempeli bintang
Ketika hujan lebat, malam disobek kilat

Berkejaran angin membawa berita
Tentang sebuah kota yang sengsara
Menangkup pada bumi kulepas salam yang mesra
Selamat jalan bagimu orang yang terlunta!

1959

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Orang Terlunta" karya Aldian Aripin menghadirkan gambaran tentang perpisahan, kehilangan, dan perjalanan hidup seseorang yang dihadapkan pada keadaan sulit.

Ekspresi Rasa Sayang dan Kepergian: Puisi ini dimulai dengan ekspresi rasa sayang dan perhatian terhadap seseorang yang tersesat atau terlunta. Penyair menampilkan kegelisahan dan kekhawatiran melalui gambaran mata yang nanar dan perasaan berputar-putar di lingkaran lapar, menciptakan kesan kebingungan dan kekosongan emosional.

Kesendirian dan Keterasingan: Penyair menyampaikan kesan kesendirian dan keterasingan dengan menyebutkan bahwa orang terlunta berada dalam kota yang memperlihatkan gambaran kemarahan dan penderitaan. Ini mencerminkan perasaan terlunta sebagai seseorang yang terpinggirkan atau terbuang dalam lingkungan yang tidak bersahabat.

Simbolisme Alam: Puisi ini menggunakan simbolisme alam untuk memperkuat gambaran kesedihan dan perpisahan. Debu-debu yang beterbangan, malam terang dengan bulan benderang, dan malam kelam yang diterangi bintang, semuanya menggambarkan perjalanan hidup yang penuh liku dan tantangan.

Pesannya Mengenai Keberangkatan: Pesan perpisahan yang tercetus di akhir puisi menggambarkan kepergian orang terlunta dengan salam perpisahan yang mesra. Ini menunjukkan bahwa meskipun perpisahan itu menyedihkan, ada harapan akan keberangkatan menuju tempat yang lebih baik atau kehidupan baru.

Penutup yang Kuat: Penyair menutup puisi dengan pernyataan kuat yang menyampaikan salam perpisahan, menunjukkan penghargaan terhadap orang terlunta, serta harapan terbaik untuk masa depannya.

Puisi "Kepada Orang Terlunta" menciptakan suasana emosional yang mendalam dengan menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang penuh dengan kesulitan, keterasingan, dan perpisahan. Melalui pemilihan kata-kata dan gambaran alam yang kuat, Aldian Aripin berhasil menghadirkan pesan tentang kehidupan yang berliku dan perasaan kemanusiaan yang mendalam.

"Puisi: Kepada Orang Terlunta (Karya Aldian Aripin)"
Puisi: Kepada Orang Terlunta
Karya: Aldian Aripin
© Sepenuhnya. All rights reserved.