Puisi: Balada Perempuan yang Terluka (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Balada Perempuan yang Terluka" karya Diah Hadaning menggambarkan perasaan dan pengalaman perempuan dalam sebuah latar belakang sosial dan ....
Balada Perempuan yang Terluka


Mata lebar itu masih simpan
bayang dunia dan kelopak mawar
getar angin Islamabad
gerak langkah bersicepat
gema rebana kota tua.

Angin larkana menyapa perjalanan
sejarah senantiasa berubah
antara eligi dan extravaganza
lalu musim tak lagi sahabat
lidah dan pedang saling babat
kejujuran hanya milik malaikat
ketika langkah hanya sebatas pintu rumah
tembangkan lagu-lagu kerinduan anak manusia
antara perang dan damai
antara perundingan dan pengkhianatan
antara senyum dan cacian
kota raya ruhnya di jantung
nafasnya dalam getar kerudung.

Hari ini perempuan dua kali luka
mencari cakrawala di balik jendela
ada yang selalu tersisa
angka dalam gandum, katun, sulfur dan chromit
nada dalam blessed be the sacred land.


Bogor, November 1996

Analisis Puisi:
Puisi "Balada Perempuan yang Terluka" karya Diah Hadaning menggambarkan perasaan dan pengalaman perempuan dalam sebuah latar belakang sosial dan sejarah yang rumit. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perempuan yang telah mengalami luka dan kesulitan dalam kehidupannya.

Mata lebar dan Bayang Dunia: Puisi ini dimulai dengan merujuk pada "mata lebar" yang masih menyimpan "bayang dunia." Mata lebar mungkin merupakan simbol dari pandangan perempuan yang luas dan pengalaman yang mendalam. "Bayang dunia" menciptakan gambaran tentang pengetahuan dan pengalaman perempuan yang sangat luas dan mendalam.

Getar Angin Islamabad: Penggunaan gambaran angin dan kota Islamabad memberikan latar belakang geografis untuk puisi ini. Hal ini menciptakan nuansa sejarah dan keadaan sosial yang mungkin berperan dalam pengalaman perempuan dalam puisi.

Antara Perang dan Damai: Puisi ini mencerminkan ketegangan antara perang dan damai, serta antara berbagai aspek kehidupan manusia seperti perundingan dan pengkhianatan. Ini mungkin mencerminkan pengalaman perempuan dalam menghadapi konflik dan ketidakpastian dalam kehidupan.

Kota Raya di Jantung: Kata-kata "kota raya ruhnya di jantung" menciptakan citra tentang bagaimana pengalaman perempuan terkait dengan kehidupan di kota besar. Ini mungkin mencerminkan dinamika kehidupan perkotaan dan bagaimana perempuan berinteraksi dengan lingkungan mereka.

Perempuan yang Terluka: Judul puisi ini, "Balada Perempuan yang Terluka," menyoroti tema sentral puisi, yaitu perempuan yang telah mengalami luka dan kesulitan dalam hidupnya. Puisi ini mungkin menggambarkan perjuangan perempuan dalam menghadapi tantangan dan rintangan dalam kehidupan mereka.

Puisi "Balada Perempuan yang Terluka" menciptakan gambaran yang kuat tentang pengalaman perempuan dan dinamika sosial serta sejarah yang memengaruhi kehidupan mereka. Melalui gambaran-gambaran kuat dan bahasa yang kaya, puisi ini menciptakan nuansa emosional yang mendalam dan mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman perempuan yang telah mengalami luka dan kesulitan dalam hidupnya.

Puisi: Balada Perempuan yang Terluka
Puisi: Balada Perempuan yang Terluka
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.