Puisi: Lagu Laut (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Lagu Laut" karya D. Zawawi Imron menggambarkan perasaan seorang pelaut yang berlayar jauh dari rumahnya, merindukan tanah air dan ...
Lagu Laut

Sampaikan salamku, wahai kecipak laut!
Pada bumi Bugisku yang hangat
Perahuku teramat jauh kini berlayar
Kutembangkan siul di tengah jerit lautan.

Dan langit
tempat melukis hati gadisku
di mana saja sama birunya
Karena kesetiaan perlu diuji
oleh jarak, topan dan cakrawala.

Semua gelombang biarkan terus menggebu
Paling-paling jadi gambar tenun sarungku
Dan sekian karang
bisa dihindar dengan kemudi.

Ibu, alangkah jauhnya Sinjai
Meski tanpa tali temali
Engkau tetap tambatan
Dan kalau malang perahuku karam
Kuyakin hatimu, ibu,
adalah kuburku yang sebenarnya.

Sumber: Berlayar di Pamor Badik (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Lagu Laut" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan seorang pelaut yang berlayar jauh dari rumahnya, merindukan tanah air dan orang yang dicintainya. Puisi ini menciptakan citra laut yang luas sebagai latar belakang perasaan pelaut ini, dan menggambarkan perasaan nostalgia, kesetiaan, dan ketidakpastian yang melingkupi kehidupan mereka. Mari kita analisis lebih dalam pesan dan makna yang terkandung dalam puisi ini.

Kerinduan akan Tanah Air: Puisi ini dimulai dengan pengantar yang berisi salam kepada "kecipak laut" dan ungkapan rindu terhadap "bumi Bugisku yang hangat." Pelaut ini, meskipun jauh berlayar, masih merasa terikat pada tanah airnya dan merindukan kehangatan dan kenangan di sana. Ini menciptakan perasaan nostalgia yang kuat dalam puisi.

Perjalanan Jauh dan Kesetiaan: Puisi ini menggambarkan bahwa perahu pelaut telah berlayar sangat jauh, tetapi dia masih setia kepada tanah air dan cintanya. Dia menunjukkan ketekunan dalam perjalanan panjang ini dan menandakan keberanian yang diperlukan untuk menghadapi bahaya di laut.

Keindahan Langit dan Kesetiaan Cinta: Pelaut ini merenungkan langit yang biru yang mirip di mana pun ia berada. Ini adalah gambaran tentang kesetiaan cintanya kepada seorang gadis yang mungkin ada di tanah airnya. Puisi ini menunjukkan bahwa meskipun jarak dan waktu memisahkan mereka, cinta dan kesetiaan tetap kuat.

Kepahitan Jarak: Puisi ini mencatat bahwa kesetiaan perlu diuji oleh jarak, badai, dan cakrawala yang tak terbatas. Ini mencerminkan realitas kehidupan pelaut yang harus menghadapi tantangan dan ketidakpastian selama berlayar jauh dari rumah.

Ibu Sebagai Tambatan Hati: Pelaut ini menyebut ibunya sebagai tambatan hatinya. Ini adalah ungkapan tentang bagaimana ibu adalah sumber kekuatan dan ketenangan dalam hidupnya. Ketika ia merasa terancam oleh bahaya di laut, ia yakin bahwa hati ibunya adalah tempat peristirahatannya yang sebenarnya.

Karang sebagai Tantangan: Penyair mencatat bahwa semua gelombang dapat diatasi dengan kemudi, dan karang bisa dihindari. Ini adalah ungkapan tentang bagaimana pelaut ini memiliki kepercayaan diri dan keterampilan untuk menghadapi tantangan di laut dan mengatasi segala rintangan yang mungkin muncul.

Puisi "Lagu Laut" karya D. Zawawi Imron adalah ungkapan perasaan pelaut yang merindukan tanah air dan orang yang dicintainya. Ini adalah cerita tentang kesetiaan, perjalanan yang panjang, dan ketahanan dalam menghadapi rintangan. Puisi ini juga mencerminkan hubungan khusus antara pelaut dan ibunya, yang merupakan sumber kekuatan dan cinta dalam hidupnya.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Lagu Laut
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.