Terompet Tahun Baru
Aku dan Ibu pergi jalan-jalan ke pusat kota
untuk meramaikan malam tahun baru.
Ayah pilih menyepi di rumah saja
sebab beliau harus menemani kalender
pada saat-saat terakhirnya.
Hai, aku menemukan sebuah terompet ungu
tergeletak di pinggir jalan.
Aku segera memungutnya
dan membersihkannya dengan ujung bajuku.
Kutiup berkali-kali, tidak juga berbunyi.
Mengapa terompet ini bisu, Ibu?
Mungkin karena terbuat dari kertas kalender, anakku.
2006
Sumber: Kepada Cium (2007)
Puisi: Terompet Tahun Baru
Karya: Joko Pinurbo