Puisi: Kepada Sangkuriang (Karya Nana Riskhi Susanti)

Puisi "Kepada Sangkuriang" karya Nana Riskhi Susanti membahas tentang tema cinta, kehilangan, dan pencarian identitas.
Kepada Sangkuriang


Tak perlu kau benarkan
apakah cintaku mampu memecah bumi
yang senyap

Kau akan tersenyum
malaikat-malaikat menampakkan catatannya;
beberapa kali kau ciumi tanganku
memberiku kata-kata serupa pantun dan balada
sambil menatap mataku di atas perahu
atau menghitung guratan keningku.

Setelah kukembalikan kata-katamu di ranjang
kuruntuhkan langit untukmu
hingga bumi pun tak berpintu
lalu kemana kau bersembunyi, sayang.

“Aku akan mengadu pada dewa yang
menanam mimpi di jantungku
akan kutarik rambutnya
yang menjuntai ke bumi
lalu kujadikan sesaji bagi
tangis kuda-kudaku
mereka pun berkabung demi darahku
sebab mimpiku runtuh dalam kitab,
sejarah, dan syiar-syiar para wali
hampir saja kutemukan ibu
untuk kuajak meminangmu
aku yakin dia sengaja sembunyi
sebab cemburu padamu, cantikku”

Bagaimana jika kuberi sebiji kenangan
untuk kau tanyakan ke Tuhan
siapa perempuan yang ia tuliskan
di pohonmu
di ujung angkasa
siapa perempuan itu
yang membuat ayahmu tergagap
dalam satu kedip mata.

Kau akan tahu, sayang
setelah dunia menelan kisahmu
dan mengunjunginya
di sebuah perahu tangkub

Maka matilah segala mimpi

Kau akan menemukanku di pohonmu
: Tuhan telah mencatatku di situ.


Tegal, 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Sangkuriang" karya Nana Riskhi Susanti adalah karya sastra yang penuh dengan gambaran-gambaran kuat dan ungkapan-ungkapan puitis. Puisi ini membahas tentang tema cinta, kehilangan, dan pencarian identitas.

Gambaran Cinta yang Kuat: Puisi ini dimulai dengan pernyataan tegas bahwa tidak perlu membuktikan cinta. Pengarang menggambarkan cintanya seolah-olah mampu "memecah bumi yang senyap." Ini adalah ekspresi kuat tentang intensitas perasaan cinta yang mendalam.

Dialog dengan Sangkuriang: Puisi ini melibatkan dialog antara pembicara dan Sangkuriang, tokoh mitos dari legenda Tangkuban Perahu. Sangkuriang adalah tokoh yang terkenal karena kecewanya dalam legenda tersebut. Pembicara dalam puisi ini berbicara kepada Sangkuriang dan menggambarkan momen ketika mereka bertemu dan berbicara.

Tentang Kebingungan dan Kehilangan Identitas: Dalam puisi ini, pembicara mencoba mencari jati diri dan mengejar cinta. Dia merasa bingung tentang identitasnya, yang mungkin terkait dengan pengalaman pribadinya. Dia merasa terasing dan mencari jawaban pada Sangkuriang, yang mungkin menjadi simbol dari sumber kebingungannya.

Pencarian Identitas dan Pencarian Ibu: Puisi ini mencakup upaya pencarian identitas yang kuat. Pembicara ingin mencari ibunya, yang mungkin telah hilang atau disembunyikan. Pencarian ini melibatkan elemen-elemen mitos dan religius, dengan referensi kepada Tuhan, mimpi, sejarah, dan para wali.

Akhir yang Penuh Makna: Puisi ini berakhir dengan pernyataan bahwa semua mimpi akan mati. Ini mungkin merujuk pada akhir pencarian identitas atau pencarian cinta yang kuat. Kemungkinan, ini adalah sebuah penerimaan atas kenyataan bahwa beberapa pertanyaan mungkin tidak pernah memiliki jawaban yang memuaskan.

Puisi "Kepada Sangkuriang" adalah karya sastra yang memadukan elemen mitos, cinta, kehilangan, dan pencarian identitas. Puisi ini menciptakan gambaran-gambaran kuat dan berbicara tentang kerumitan perasaan manusia dalam menjalani kehidupan dan mengejar tujuan-tujuan pribadi.

Puisi Nana Riskhi Susanti
Puisi: Kepada Sangkuriang
Karya: Nana Riskhi Susanti
© Sepenuhnya. All rights reserved.