Puisi: Perumpamaan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Perumpamaan" karya Ajip Rosidi mengingatkan kita akan kebijaksanaan yang terkandung dalam alam dan memberikan gambaran yang menggugah ...
Perumpamaan


Di antara belalang
Kaulah burung Brenjang
Yang mengisi tembolok
Tak kunjung kenyang.

Di antara ayam
Kaulah musang kelaparan
Dengan rahang tajam
Menerkam dan menerkam.

Kalau di sungai
Kaulah buaya
Tak pernah menolak bangkai.

Kalau di darat
Kaulah serigala
Mengancam segala hayat.


Sumber: Nama dan Makna (1988)

Analisis Puisi:
Puisi "Perumpamaan" karya Ajip Rosidi menghadirkan serangkaian perumpamaan yang penuh dengan makna dan simbol. Dalam puisi ini, penulis menggunakan gambaran hewan-hewan untuk menyampaikan pesan atau kritik terhadap perilaku manusia dan hubungannya dengan lingkungan sekitar.

Pemilihan Perumpamaan Hewan: Puisi ini memilih hewan-hewan sebagai perumpamaan, yang dihadirkan dengan cara yang kuat dan khas. Belalang, burung brenjang, ayam, musang, buaya, dan serigala adalah tokoh-tokoh yang mewakili sifat-sifat atau perilaku tertentu. Pemilihan hewan-hewan ini secara simbolis mencerminkan beragam aspek dalam kehidupan manusia.

Belalang sebagai Simbol Kelaparan dan Keinginan Tak Kenyang: Belalang diidentifikasi sebagai burung brenjang yang tak pernah kenyang. Ini mungkin mencerminkan keinginan manusia yang tidak pernah puas dan selalu mencari lebih banyak, seringkali tanpa batas yang jelas. Penempatan belalang di awal puisi memberikan pengantar untuk tema keserakahan dan nafsu yang terus-menerus.

Musang sebagai Metafora Kejam dan Rakus: Ayam dalam puisi ini diibaratkan sebagai musang kelaparan yang dengan rahang tajam menerkam dan menerkam. Gambaran musang menciptakan citra kejam dan rakus, memberikan pengertian akan keganasan dan ketidakpuasan yang tidak terbatas di dalam masyarakat.

Buaya sebagai Simbol Tidak Menolak Kejahatan: Penggambaran buaya di sungai yang tidak pernah menolak bangkai menggambarkan keengganan untuk menolak kejahatan atau tindakan yang tidak bermoral. Ini bisa diartikan sebagai gambaran tentang toleransi terhadap tindakan buruk atau perilaku merugikan, yang bisa menjadi kritik terhadap ketidakpedulian terhadap keadilan.

Serigala sebagai Ancaman Terhadap Kehidupan: Di darat, hewan yang diibaratkan sebagai serigala mengancam segala hayat. Simbol ini bisa mencerminkan ancaman atau bahaya yang mungkin muncul dari dalam masyarakat atau hubungan manusia dengan lingkungannya. Serigala di sini menjadi representasi dari ancaman atau kejahatan yang dapat merugikan semua aspek kehidupan.

Pesan Kritis terhadap Manusia: Puisi ini memberikan pesan kritis tentang perilaku manusia dan hubungannya dengan lingkungan serta sesama manusia. Pemilihan hewan-hewan ini dengan cermat menggambarkan berbagai sifat dan karakter manusia, dari kelaparan tak berkesudahan hingga kekejaman dan ancaman terhadap kehidupan.

Bahasa yang Kuat dan Simbolis: Ajip Rosidi menggunakan bahasa yang kuat dan simbolis dalam menyampaikan pesan puisinya. Penggunaan kata-kata yang menggambarkan karakter hewan-hewan tersebut menciptakan citra yang jelas dan mengesankan, memperkaya makna puisi secara keseluruhan.

Puisi "Perumpamaan" karya Ajip Rosidi adalah puisi yang sarat dengan makna simbolis dan kritik sosial. Melalui perumpamaan hewan, penyair membawa pembaca untuk merenungkan perilaku manusia dan dampaknya terhadap lingkungan. Puisi ini mengingatkan kita akan kebijaksanaan yang terkandung dalam alam dan memberikan gambaran yang menggugah pemikiran tentang moralitas dan nilai-nilai manusia.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Perumpamaan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.