Puisi: Sajak pada Suatu Hari Libur (Karya Aldian Aripin)

Puisi "Sajak pada Suatu Hari Libur" karya Aldian Aripin mengajak pembaca untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan alam, menghargai ...
Sajak pada Suatu Hari Libur

Kadang-kadang
Aku rindu menyatu kembali dengan alam
Mereguk air kelapa dan mendengarkan musik
Angin yang menyentuh dahan
Membiarkan diri dikecup matahari
Dan bulan yang mengarungi awan
Timbul tenggelam

Kota yang hingar
Telah memenjarakan daku
Dari kecintaan. Dan Tuhan
Kendati ada di mana saja
Jangan cari di bawah lampu jalanan
Atau di toko-toko barang imporan
Karena itu aku kembali kepada alam
Dan Tuhan meniupkan musiknya yang merdu.
 
1964

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak pada Suatu Hari Libur" karya Aldian Aripin adalah ungkapan perasaan dan refleksi pribadi tentang hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini mencerminkan kerinduan penyair untuk kembali bersatu dengan alam. Dalam kebisingan dan kehingaran kota, penyair merindukan ketenangan dan keharmonisan yang bisa ditemukan di alam. Dia ingin merasakan sensasi menyatu dengan alam, merasakan kelezatan air kelapa, mendengarkan musik angin, dan meresapi keindahan matahari, bulan, dan awan.

Kontras antara Kota dan Alam: Ada kontras yang jelas antara keheningan dan kedamaian alam dengan kebisingan dan hingar-bingar kota. Kota dianggap sebagai penjara yang memisahkan manusia dari alam dan kecintaannya. Penyair merasa terikat dan terkekang oleh kesibukan kota, sehingga dia merindukan kembali ke asalnya, yaitu alam.

Pencarian Spiritualitas: Penyair mengungkapkan pandangannya tentang spiritualitas dan pencarian Tuhan. Dia menegaskan bahwa Tuhan tidak dapat ditemukan di tengah hiruk pikuk kota atau dalam kesibukan dunia materialistik. Sebaliknya, kehadiran Tuhan dirasakan melalui alam, di mana musik Tuhan terdengar merdu dan menenangkan.

Gaya Bahasa: Aldian Aripin menggunakan bahasa yang sederhana namun kaya akan imaji dan metafora untuk menyampaikan pesannya. Penggunaan kata-kata seperti "mereguk air kelapa", "mendengarkan musik angin", dan "Tuhan meniupkan musiknya yang merdu" membantu membentuk gambaran visual dan auditif yang kuat bagi pembaca.

Kesimpulan dan Pesan: Puisi ini mencapai kesimpulan bahwa keharmonisan dan kedamaian sejati dapat ditemukan dalam kembali bersatu dengan alam dan melalui pencarian spiritualitas. Pesan yang disampaikan adalah pentingnya menyadari keindahan alam dan keberadaan Tuhan di sekitar kita, meskipun terkadang kita terlalu sibuk dengan kehidupan kota.

Melalui puisi "Sajak pada Suatu Hari Libur", Aldian Aripin mengajak pembaca untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan alam, menghargai keindahan sederhana yang ada di sekitar, dan mengembangkan hubungan spiritual yang lebih dalam dengan alam semesta dan Sang Pencipta.

"Puisi: Sajak pada Suatu Hari Libur (Karya Aldian Aripin)"
Puisi: Sajak pada Suatu Hari Libur
Karya: Aldian Aripin
© Sepenuhnya. All rights reserved.