Puisi: Aku Berkisar Antara Mereka (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Aku Berkisar Antara Mereka" karya Chairil Anwar adalah ungkapan puitis yang menggambarkan perasaan kebingungan, ketidakpastian, dan konflik ...
Aku Berkisar Antara Mereka


Aku berkisar antara mereka sejak terpaksa
Bertukar rupa di pinggir jalan, aku pakai mata mereka
pergi ikut mengunjungi gelanggang bersenda:
kenyataan-kenyataan yang didapatnya.
(bioskop Capitol putar film Amerika,
lagu-lagu baru irama mereka berdansa)
Kami pulang tidak kena apa-apa
Sungguh pun Ajal macam rupa jadi tetangga
Terkumpul di halte, kami tunggu trem dari kota
Yang bergerak di malam hari sebagai gigi masa.
Kami, timpang dan pincang, negatip dalam janji juga
Sendarkan tulang belulang pada lampu jalan saja,
Sedang tahun gempita terus berkata.
Hujan menimpa. Kami tunggu trem dari kota.
Ah hati mati dalam malam ada doa
Bagi yang baca tulisan tanganku dalam cinta mereka
Semoga segala sypilis dan segala kusta
(Sedikit lagi bertambah cerita bom atom pula)
Ini buktikan tanda kedaulatan kami bersama
Terimalah duniaku antara yang menyaksikan bisa
Kualami kelam malam dan mereka dalam diriku pula.


1949

Sumber: Horison (April, 1968)

Analisis Puisi:
Puisi "Aku Berkisar Antara Mereka" karya Chairil Anwar adalah ungkapan puitis yang menggambarkan perasaan kebingungan, ketidakpastian, dan konflik dalam diri seorang individu yang merasa terjebak di tengah-tengah dunia modern dan perubahan budaya. Melalui penggambaran visual dan simbolik, Chairil Anwar menggambarkan perasaan isolasi dan dilema dalam menghadapi perubahan sosial dan budaya.

Identitas yang Terkoyak: Puisi ini menunjukkan perasaan identitas yang terkoyak dalam diri penutur. Ia merasa terjebak "antara mereka," merujuk pada dua dunia yang berbeda, mungkin tradisi dan modernitas. Penggunaan kata "terpaksa" menggambarkan rasa keterpaksaan dalam menghadapi perubahan budaya yang berlangsung di sekitarnya.

Transformasi dan Pengorbanan: Penutur merasa perlu bertransformasi dan mengubah "rupa" atau cara pandangnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Penggunaan kata "pakai mata mereka" menunjukkan upaya untuk melihat dunia melalui sudut pandang orang lain, dan "gelanggang bersenda" menggambarkan usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.

Kesendirian dan Ketidakpastian: Puisi ini menggambarkan perasaan kesendirian dan ketidakpastian yang dirasakan oleh penutur. Dia merasa "timpang dan pincang" serta "negatif dalam janji," menunjukkan ketidakmampuannya untuk sepenuhnya terhubung dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

Perubahan Sosial dan Budaya: Puisi ini mencerminkan perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat, dengan referensi terhadap bioskop, musik, dan tren budaya Barat yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Puisi juga menggambarkan perubahan yang drastis dalam masyarakat, seperti referensi terhadap bom atom.

Konflik dan Penerimaan: Konflik internal yang dirasakan oleh penutur mencapai puncaknya ketika dia berdoa untuk diterima oleh dunianya yang terbagi. Penggunaan kata "Terimalah duniaku" menggambarkan keinginan penutur untuk diterima dan diakui oleh lingkungan yang kompleks dan terbagi.

Simbolisme dan Visualisasi: Chairil Anwar menggunakan simbolisme yang kuat, seperti "gelanggang bersenda" dan "lampu jalan," untuk menggambarkan perubahan sosial dan identitas yang dialami oleh penutur. Visualisasi hujan dan "tunggu trem dari kota" menciptakan suasana tegangan dan ketidakpastian.

Puisi "Aku Berkisar Antara Mereka" menghadirkan perasaan isolasi, ketidakpastian, dan perubahan identitas dalam menghadapi perubahan sosial dan budaya. Melalui gambaran visual dan simbolik, Chairil Anwar menggambarkan konflik internal dan perasaan kesendirian yang dirasakan oleh individu yang berusaha beradaptasi dengan dunia yang berubah di sekitarnya. Puisi ini merangkum perasaan ketidakpastian dan perubahan dalam suasana puitis yang kuat.

Chairil Anwar
Puisi: Aku Berkisar Antara Mereka
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.