Puisi: Anak-Anak Kota Kelahiran (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Anak-Anak Kota Kelahiran" menggambarkan ikatan emosional yang kuat antara penyair dan kota kelahirannya.
Anak-Anak Kota Kelahiran


Laut menagih ombaknya
lama kau simpan ikut langkah
pengembaraan, musim ke musim
menunggu angin bangkiti dari nafasmu
pohon-pohon tua penjaga gerbang kota
lama tak lagi gugurkan daun dan bunga
segalanya telah dibekalkan dulu
saat matamu membakar langit
begitu langkah tinggalkan kota
kau ada di mana-mana
di bukit-bukit dan di langit
sementara laut dan gerbang kota
masih menunggu berita tualangmu.


Bintaro, 1986

Analisis Puisi:
Puisi "Anak-Anak Kota Kelahiran" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang merenungkan tentang perasaan memiliki kota kelahiran. Puisi ini menciptakan gambaran tentang hubungan yang kuat antara penyair dan kota kelahirannya.

Kekuatan Ikatan dengan Kota: Puisi ini menggambarkan ikatan emosional yang kuat antara penyair dan kota kelahirannya. Kota tersebut adalah bagian integral dari penyair, dan perasaan ini ditunjukkan melalui berbagai metafora dan gambaran dalam puisi.

Kehadiran yang Abadi: Meskipun penyair meninggalkan kota kelahirannya, kota tersebut tetap hadir dalam ingatannya. Kehadiran kota tersebut dijelaskan sebagai sesuatu yang tak lekang oleh waktu. Kota itu ada di mana-mana, bahkan di bukit-bukit dan di langit.

Simbolisme Laut: Laut yang menagih ombaknya mungkin menggambarkan perasaan penyair yang selalu merindukan kembali ke kota kelahirannya. Laut adalah simbol perjalanan, dan dalam konteks puisi ini, itu bisa mewakili perjalanan hidup dan pengalaman penyair.

Pohon-Pohon Tua: Pohon-pohon tua di gerbang kota adalah simbol keteguhan dan kenangan. Mereka adalah penjaga gerbang yang selalu setia, meskipun kota itu telah berubah.

Bahasa Metafora dan Simbolisme: Puisi ini menggunakan bahasa metafora dan simbolisme untuk menciptakan gambaran yang mendalam tentang hubungan penyair dengan kota kelahirannya. Hal ini memberikan puisi kedalaman dan makna yang lebih dalam.

Tema Identitas dan Akar: Puisi ini merenungkan tema identitas dan akar. Kota kelahiran adalah akar dari identitas penyair, dan meskipun ia pergi menjelajah dunia, kota itu tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya.

Puisi "Anak-Anak Kota Kelahiran" adalah penggambaran yang kuat tentang cinta, rindu, dan ikatan yang kuat antara penyair dan kota kelahirannya. Ini adalah refleksi tentang bagaimana kota kelahiran dapat membentuk identitas seseorang dan tetap hadir dalam ingatan bahkan ketika seseorang menjelajah jauh.

"Puisi: Anak-Anak Kota Kelahiran (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Anak-Anak Kota Kelahiran
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.