Puisi: Kesaksian Linggarjati (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Kesaksian Linggarjati" karya Diah Hadaning adalah sebuah ungkapan semangat perjuangan, kesetiaan pada kebenaran dan identitas bangsa, serta ...
Kesaksian Linggarjati


Musim telah menjadi windu
windu telah menjadi abad
sirnakan pedang berkarat
dari perjanjian penuh tipu muslihat
hidup adalah kesadaran membela kebenaran
hidup adalah kesetiaan menjaga jati-diri
zikirkanlah sepanjang sejarah
kata-kata yang bertuah
hidup harus 'dipagari'
bangkitlah karena harus bangkit
bangkit dari jatuh yang sakit
jangan ulang bangsa tertipu lagi
Linggarjati jadi saksi
janji wong asing sebatas wacana
sembunyikan hasrat khianat
Linggarjati sejuta arti
jangan lupa sumpah merdeka atau mati
jangan ternoda makna hakiki
bangkit bukan sekadar bangun
bangkit bukan sekadar melangkah
bangkit adalah sadar sepenuhnya
bangkit adalah waspada segalanya
jika lupa sekata makna
akan linggarlah sang jati diri
akan hilanglah sesungguh-sungguh eksistensi
Linggarjati sanepa bangsa pernah didustai
jadikan Linggarjati kini penyadaran
untuk meraih pencerahan, seabad kebangkitan bangsa.


Mei, 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Kesaksian Linggarjati" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang penuh semangat perjuangan dan kesetiaan terhadap kebenaran dan jati diri bangsa. Puisi ini mengangkat tema tentang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati, yang merupakan perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Belanda pada tahun 1946.

Puisi ini diawali dengan ungkapan bahwa musim telah berubah dan windu (kala) telah berganti menjadi abad. Ini menunjukkan bahwa peristiwa yang dibicarakan adalah sesuatu yang bersejarah dan berlangsung selama periode waktu yang lama. Penulis menyerukan untuk menghapuskan pedang berkarat dari perjanjian penuh tipu muslihat, yang mencerminkan semangat perlawanan terhadap manipulasi dan penipuan dalam perjanjian.

Pada bagian selanjutnya, penulis menegaskan pentingnya kesadaran untuk membela kebenaran dan kesetiaan dalam menjaga jati diri bangsa. Hal ini dinyatakan sebagai zikir sepanjang sejarah, yang berarti bahwa perjuangan untuk kebenaran dan identitas bangsa harus terus diingat dan disuarakan dari generasi ke generasi.

Puisi ini menegaskan bahwa hidup harus 'dipagari', yaitu bangkit dan berdiri teguh dalam menghadapi tantangan dan bahaya. Penulis mengajak untuk bangkit karena harus bangkit, untuk mengatasi kejatuhan dan kesakitan yang pernah dialami. Ada peringatan agar bangsa tidak lagi tertipu oleh janji-janji palsu dari pihak asing, yang disimbolkan dalam peristiwa Linggarjati.

Penulis menempatkan Linggarjati sebagai saksi, menyiratkan bahwa peristiwa itu menjadi bukti dan pengingat bagi bangsa. Linggarjati juga mengandung berbagai makna penting dalam sejarah Indonesia. Dengan mengenang Linggarjati, penulis berharap bangsa tidak melupakan sumpah merdeka atau mati dan tidak melupakan makna hakiki dari kemerdekaan.

Pada bagian akhir puisi, penulis menekankan pentingnya menyadari sepenuhnya arti perjuangan dan bangkit sebagai kesadaran dan kewaspadaan yang utuh. Ketidakpahaman atau kealpaan dalam memahami makna tersebut akan menyebabkan jati diri bangsa terpinggirkan dan kehilangan eksistensinya.

Secara keseluruhan, puisi "Kesaksian Linggarjati" karya Diah Hadaning adalah sebuah ungkapan semangat perjuangan, kesetiaan pada kebenaran dan identitas bangsa, serta pengingat akan pentingnya mengenang dan memahami peristiwa sejarah seperti Linggarjati. Puisi ini menggambarkan semangat kebangkitan bangsa untuk meraih pencerahan dan memperjuangkan kemerdekaan.

"Puisi: Kesaksian Linggarjati (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Kesaksian Linggarjati
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.