Puisi: Turun Malam (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Turun Malam" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang memadukan gambaran alam dengan elemen perjuangan dan ketegangan dalam suasana .....
Turun Malam


Sebuah lembah di depan, sungai menggeliat di perutnya
Di tepi hutan pinus sejenak kita istirahat
Ialah biru yang sepotong, awan menggumpal berkejaran
Gunung benteng terakhir mendukung senja

Matahari terbakar dalam api yang sepi
Garis-garis angin mengucapkan selamat malam
Ke tengah kami tiga regu infanteri
Dalam derap bening akan memasuki lembah

Ada bintang mulai kemerlap membisik cahaya
Sebuah kota di bawah kabut yang jauh
Gunung-gunung bergetar panji malam semakin jelaga
Mengibarkan tangan angin pada dahanan meluruh

Seorang perlahan menyanyikan lagu republik
Bersandar di cemara, laras senjata menunjuk langit
Memicingka mata serta bahu memar mengembara
Rimba akasia di pucuk paling biru

Kutepuk kini pundakmu, bukit benteng setia
Sehabis di punggungmu kami sembahyang dalam doa
Ialah langkah merayap malam penyergapan
Ketika sebutir bintang gemerlap membisik cahaya.


1963

Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Turun Malam" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang memadukan gambaran alam dengan elemen perjuangan dan ketegangan dalam suasana malam. Puisi ini memadukan keindahan alam dengan makna yang lebih dalam tentang semangat perjuangan dan kebersamaan.

Gambaran Alam yang Kuat: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan pemandangan alam yang indah. Gambaran lembah, sungai, hutan pinus, dan gunung menciptakan suasana yang damai dan tenang. Penggambaran biru, awan, dan matahari menunjukkan peralihan waktu dari siang ke malam dengan gambaran yang kuat dan menjelaskan pemandangan secara detail.

Kontras Waktu dan Suasana: Puisi ini menggambarkan kontras antara siang dan malam, di mana matahari yang sebelumnya "terbakar dalam api yang sepi" kemudian digantikan oleh kehadiran bintang-bintang yang mulai bersinar. Penggunaan gambaran alam ini menciptakan perasaan transisi dari kecerahan siang ke kedamaian malam.

Perjuangan dan Ketegangan: Meskipun gambaran alam mendominasi bagian awal puisi, pergeseran fokus terjadi ketika penyair memasukkan elemen perjuangan dalam pemandangan tersebut. Pada saat tiga regu infanteri akan memasuki lembah, suasana berubah menjadi lebih tegang. Laras senjata dan langkah merayap merujuk pada ketegangan dan persiapan dalam menghadapi tantangan malam.

Semangat Kekompakan dan Kesatuan: Pada bagian akhir puisi, penyair menyoroti semangat kekompakan dan kesatuan dalam suasana malam tersebut. Seorang personel menyanyikan lagu republik dan ada tanda-tanda penghormatan terhadap perjuangan yang lebih besar. Pada saat kutepuk pundakmu, bunyi ini menggambarkan penghargaan terhadap kebersamaan dan semangat perjuangan.

Simbolisme Alam dan Manusia: Puisi ini menggunakan gambaran alam sebagai latar belakang yang kuat, namun juga menggunakannya sebagai simbolisme untuk mengekspresikan perasaan, semangat, dan dinamika manusia dalam suasana malam yang berubah-ubah.

Puisi "Turun Malam" oleh Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang menggambarkan perpaduan antara keindahan alam dengan semangat perjuangan dalam suasana malam. Penggunaan gambaran alam dan penggabungan elemen perjuangan menghasilkan puisi yang menyatu dengan alam dan memberikan pesan tentang kebersamaan, kesatuan, dan semangat dalam menghadapi tantangan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Turun Malam
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.