Analisis Puisi:
Puisi "Sedia Payung Sebelum Hujan" karya Remy Sylado adalah sebuah karya sastra yang singkat namun mengandung pesan moral dan kebijaksanaan. Puisi ini menggambarkan kearifan dalam menjalani kehidupan dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan kesulitan sebelum mereka datang.
Kearifan dalam Menghadapi Tantangan: Judul puisi "Sedia Payung Sebelum Hujan" secara langsung menggambarkan konsep persiapan dan kebijaksanaan dalam menghadapi masa sulit. Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya mempersiapkan diri sebelum kesulitan atau masalah datang, mirip dengan menyediakan payung sebelum hujan turun.
Penekanan pada Nilai Agama: Puisi ini mengandung elemen religius dengan menyebutkan nama Tuhan ("kupuji nama-Nya"). Hal ini menunjukkan adanya keyakinan bahwa persiapan dan pengharapan haruslah disertai dengan pemuliaan dan penyembahan kepada Tuhan.
Kritik terhadap Penyembahan yang Tidak Tulus: Puisi ini juga mengkritik perilaku manusia yang hanya berdoa dan berharap kepada Tuhan dalam kondisi sulit tanpa melakukan tindakan nyata. Bagian "Tuhan pun tidak memasang telinga-Nya" dapat diartikan sebagai bahwa hanya berbicara tanpa tindakan konkret tidak akan membuahkan hasil.
Gaya Bahasa yang Singkat dan Padat: Remy Sylado menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun efektif dalam menyampaikan pesan. Dengan kata-kata yang sedikit, puisi ini menggambarkan makna yang dalam dan universal.
Pesan Moral dan Kehidupan: Puisi ini memberikan pesan moral tentang kebijaksanaan dan persiapan dalam menghadapi masa sulit. Pesan ini relevan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hal keuangan, kesehatan, hubungan, dan lainnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk berpikir jauh sebelum datangnya masalah.
Puisi "Sedia Payung Sebelum Hujan" karya Remy Sylado adalah sebuah karya yang mengandung pesan kebijaksanaan, persiapan, dan tindakan dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan gaya bahasa sederhana namun mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya sikap proaktif dalam menjalani kehidupan.
Karya: Remy Sylado