Puisi: Dongeng Sebelum Tidur (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Dongeng Sebelum Tidur" karya Goenawan Mohamad mengandung elemen dongeng dan bercerita tentang tema cinta, kehidupan, dan kesetiaan.
Dongeng Sebelum Tidur


"Cicak itu, cintaku, berbicara tentang kita.
Yaitu nonsens."

Itulah yang dikatakan baginda kepada permaisurinya, pada malam itu. Nafsu di ranjang
telah jadi teduh dan senyap merayap antara sendi dan sprei.

"Mengapakah tak percaya? Mimpi akan meyakinkan seperti matahari pagi."

Perempuan itu terisak, ketika Anglingdarma menutupkan kembali
kain ke dadanya dengan nafas yang dingin, meskipun ia mengecup rambutnya.

Esok harinya permaisuri membunuh diri dalam api.

Dan baginda pun mendapatkan akal bagaimana ia harus melarikan diri - dengan
pertolongan dewa-dewa entah dari mana - untuk tidak setia.

"Batik Madrim, Batik Madrim, mengapa harus, patihku? Mengapa harus seorang
mencintai kesetiaan lebih dari kehidupan dan sebagainya dan sebagainya?"
 

1971

Sumber: Horison (September, 1971)

Analisis Puisi:
Puisi "Dongeng Sebelum Tidur" karya Goenawan Mohamad adalah kisah pendek yang mengandung elemen dongeng dan bercerita tentang tema cinta, kehidupan, dan kesetiaan.

Gaya Dongeng: Puisi ini dimulai dengan kata "Cicak itu, cintaku, berbicara tentang kita," yang memberikan kesan awal bahwa puisi ini akan menjadi sebuah dongeng atau kisah. Gaya pengisahan seperti dongeng ini menciptakan suasana yang unik dalam puisi.

Dialog: Puisi ini mengandung dialog antara dua karakter, yang menambah dimensi naratifnya. Ada raja (baginda) dan permaisuri (perempuan) yang menjadi karakter utama dalam kisah ini. Dialog ini membawa pembaca ke dalam kisah dan memungkinkan mereka untuk merasakan emosi dan konflik yang ada.

Kontras Antara Nafsu dan Kesetiaan: Konflik utama dalam puisi ini adalah antara nafsu dan kesetiaan. Baginda mencoba meyakinkan permaisuri bahwa cinta itu nonsens dan bahwa mimpi akan meyakinkan seperti matahari pagi. Namun, permaisuri terguncang oleh kata-kata ini dan pada akhirnya mengakhiri hidupnya dalam api. Ini mencerminkan perjuangan antara cinta dan kewajiban dalam hubungan manusia.

Simbolisme: Puisi ini menggunakan simbolisme yang kuat. Misalnya, cicak yang digunakan sebagai metafora untuk cinta dan bagaimana cinta bisa menjadi sesuatu yang sulit dipahami atau diuraikan seperti cicak yang "berbicara tentang kita." Batik Madrim juga digunakan sebagai simbol yang menggambarkan kesetiaan dan pertanyaan mengapa seseorang harus mencintai kesetiaan lebih dari segalanya.

Kematian dan Pelarian: Puisi ini mencatat dua akhir yang berbeda bagi karakter utamanya. Permaisuri memilih untuk mengakhiri hidupnya dalam api, sementara baginda mencari cara untuk melarikan diri dari kesetiaan yang terasa terlalu membebani. Ini menciptakan kontras antara pilihan karakter dan menggarisbawahi tema kematian dan pelarian dalam puisi.

Secara keseluruhan, "Dongeng Sebelum Tidur" adalah puisi yang menggabungkan elemen dongeng dengan refleksi mendalam tentang konflik antara nafsu dan kesetiaan dalam hubungan manusia. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan makna dan implikasi dari dialog antara karakter-karakternya, serta menyelami perasaan dan tindakan mereka dalam menghadapi konflik cinta dan kewajiban.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Dongeng Sebelum Tidur
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.