Puisi: Sajak tentang Seorang Lelaki (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Sajak tentang Seorang Lelaki" mengeksplorasi tema kesendirian, kehilangan spiritual, pencarian makna hidup, konflik internal, dan penyesalan.
Sajak tentang Seorang Lelaki

Sukma gemetar pada malam-malam jadi liar
oleh kehilangan sapa tuhan
bayang-bayang pun sembunyi dari segenap sisi
sendiri,
mencari cakrawala mencari surga
lantas tersungkur dalam dekapan yang asing
dari doa semakin berpaling
saat itu dari kepalanya
lepas sudah mahkota Allah.

Lelaki penyangga amanat ibu bumi
yang mencoba membodohi hati sendiri
gelisahnya, gelisah angin tenggara
rindunya, rindu sungai yang menanti matahari berkaca
akhirnya pada padang tanpa batas
jatuh bangun mengejar bayang-bayangnya
sebuah sesal tertuang tuntas.

Jakarta, 1979

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak tentang Seorang Lelaki" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seorang lelaki dalam kegelapan dan kesendirian.

Kesendirian dan Kehilangan Spiritual: Puisi dimulai dengan gambaran malam yang liar, menciptakan suasana kegelapan dan ketidakpastian. "Sukma gemetar" mencerminkan ketakutan dan kesendirian yang dirasakan oleh lelaki tersebut, yang merasa kehilangan "sapa Tuhan". Kehilangan spiritualitas merupakan tema yang kuat dalam puisi ini, menggambarkan kekosongan dan kebingungan yang dirasakan oleh lelaki.

Pencarian Makna: Lelaki dalam puisi ini tampak terjebak dalam pencarian makna hidup yang sia-sia. Dia mencari cakrawala dan surga, tetapi merasa terjerumus dalam "dekapan yang asing". Pencarian makna hidup menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual dan emosional lelaki ini, meskipun dia sering kali tersesat dan terjebak dalam kesulitan.

Konflik Internal: Ada konflik internal yang kuat dalam puisi ini. Lelaki digambarkan sebagai "penyangga amanat ibu bumi", tetapi pada saat yang sama, dia juga "mencoba membodohi hati sendiri". Ini mencerminkan dualitas dan ketegangan dalam dirinya sendiri, di mana dia merasa terpisah antara kewajiban spiritual dan kegelisahan emosionalnya.

Rindu dan Penyesalan: Ada ungkapan rindu yang dalam terhadap alam dan kehidupan yang lebih sederhana, terutama melalui gambaran "rindu sungai yang menanti matahari berkaca". Namun, pada akhirnya, lelaki itu mengalami penyesalan atas keadaannya yang sekarang. Penyesalan ini tercermin dalam usahanya yang sia-sia untuk mengejar bayang-bayangnya, yang menggambarkan keputusasaan dan kebingungan.

Simbolisme Alam: Puisi ini menggunakan simbolisme alam secara efektif untuk menggambarkan keadaan emosional dan spiritual lelaki tersebut. Bayang-bayang, sungai, dan padang tanpa batas menjadi metafora untuk perjalanan hidup dan kegelisahan batin lelaki tersebut.

Puisi "Sajak tentang Seorang Lelaki" adalah sebuah puisi yang mengeksplorasi tema kesendirian, kehilangan spiritual, pencarian makna hidup, konflik internal, dan penyesalan. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keadaan manusia dan perjuangannya dalam menghadapi kegelapan dan ketidakpastian hidup.

"Puisi: Sajak tentang Seorang Lelaki (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Sajak tentang Seorang Lelaki
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.