Puisi: Pada Suatu (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Pada Suatu" karya Joko Pinurbo mengingatkan kita untuk melihat kehidupan dengan lebih dalam dan mencari kebahagiaan dalam ...
Pada Suatu


Guru Bahasa Indonesia saya pernah berkata,
"Kiamat tak akan ada selama kau masih dapat
mengucapkan pada suatu hari atau pada suatu ketika."

Dengan pada suatu hari atau pada suatu ketika
engkau yang kacau dapat disusun kembali,
aku yang beku dapat mencair dan mengalir kembali.

Dalam pelajaran mengarang di sekolah
kau pasti pernah menggunakan pada suatu hari
dan pada suatu ketika. Begitu pun saya.

"Hidupmu lebih luas dari pada suatu hari
dan pada suatu ketika. Carilah pada suatu yang lain,"
pesan guru saya saat saya lulus dan berpamitan.

Pada suatu cium surga samar-samar terbuka;
maut tersipu, silau oleh cahaya matamu.
Pada suatu tidur bantal terpental, guling terguling,

dan di atas ranjang yang runtuh doaku utuh.
Pada suatu kenyang piring bersabda, "Nikmat apa lagi
yang kauminta bila lidahmu tak pernah bisa bahagia?"

Pada suatu syukur ada suara burung trilili
yang gemar bermain tralala sepanjang waktu
dan tak pernah bertanya, "Apakah kebahagiaan itu?"

Pada suatu mandi tak ada sumur yang abadi.


2016

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Suatu" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya sastra yang singkat namun penuh makna. Puisi ini menggambarkan berbagai konsep dan perasaan terkait waktu, kebahagiaan, perubahan, dan kehidupan itu sendiri.

Keseharian dan Penggunaan Bahasa: Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa seorang guru bahasa Indonesia pernah mengajarkan penggunaan frasa "pada suatu hari" atau "pada suatu ketika." Ini merujuk kepada penggunaan keseharian bahasa dalam pembelajaran mengarang dan pernyataan yang sering digunakan oleh kita semua.

Kiamat dan Waktu: Puisi ini menyiratkan bahwa penggunaan "pada suatu hari" atau "pada suatu ketika" mencerminkan pandangan hidup yang optimis. Ketika kita masih memiliki harapan dan masa depan, maka kiamat tidak akan datang. Puisi ini menghubungkan makna waktu dengan keyakinan akan masa depan.

Penggantian Kacau dan Beku: Penggunaan frasa "pada suatu hari atau pada suatu ketika" menggambarkan kemungkinan perubahan dalam kehidupan. Yang sekarang mungkin kacau dan beku, tetapi di masa depan, segalanya bisa diatur kembali dan mengalir dengan baik.

Pesan Guru dan Perkembangan: Guru bahasa Indonesia memberi pesan penting tentang kehidupan yang lebih luas daripada "pada suatu hari" atau "pada suatu ketika." Pesan ini menekankan pentingnya mencari makna dan pengalaman yang lebih dalam dalam hidup.

Pencarian Kebahagiaan: Puisi ini mengajak kita untuk mencari makna dan kebahagiaan dalam kehidupan, terlepas dari penggunaan kata-kata atau waktu yang kita gunakan. Kebahagiaan dapat ditemukan dalam syukur, kenikmatan sehari-hari, dan kesederhanaan.

Puisi "Pada Suatu" adalah sebuah refleksi singkat tentang kehidupan, waktu, dan perubahan. Ini mengingatkan kita untuk melihat kehidupan dengan lebih dalam dan mencari kebahagiaan dalam pengalaman sederhana sehari-hari. Dengan menghubungkan pesan guru dan realitas kehidupan, puisi ini mengajak kita untuk menjalani kehidupan dengan penuh pengertian dan apresiasi.

Puisi: Pada Suatu
Puisi: Pada Suatu
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.