Sumber: Tamparlah Mukaku (1982)
Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Hari Kelahiran" karya Acep Zamzam Noor adalah karya yang menggambarkan perenungan dan refleksi penyair tentang penuaan, kenangan, dan waktu.
Perjalanan Waktu: Puisi ini membahas perjalanan waktu sepanjang dua puluh tahun, yang mengingatkan penyair pada saat kelahirannya. Ini menggambarkan refleksi tentang bagaimana waktu berlalu begitu cepat, dan penyair menyadari betapa singkatnya kehidupan manusia.
Kota dan Lingkungan: Puisi ini memanfaatkan gambaran kota yang basah dan lantai yang bersih untuk menciptakan suasana yang kuat. Ini menciptakan kontras antara kehidupan yang penuh aktivitas dan kesibukan sehari-hari dengan momen refleksi yang lebih dalam.
Identitas Penyair: Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang identitas diri penyair, dengan pertanyaan "Akukah Adam?" dan "Akukah Acep?" Ini bisa diartikan sebagai pencarian jati diri dan pemahaman diri yang mendalam, yang menjadi semakin penting seiring dengan berjalannya waktu.
Rindu dan Menunggu: Puisi ini menciptakan nuansa rindu dan penantian yang kuat. Penyair merindukan masa lalu, mengenang langkah-langkah yang telah diambilnya, dan menantikan waktu yang akan datang, bahkan ajalnya sendiri. Ini menggambarkan perasaan nostalgia yang mendalam.
Bahasa Sederhana, Pesan Dalam: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, namun menyampaikan pesan yang mendalam tentang kehidupan, waktu, dan eksistensi manusia. Pesannya universal dan dapat dirasakan oleh banyak pembaca.
Puisi "Sajak Hari Kelahiran" adalah karya yang merenungkan makna kehidupan, waktu, dan identitas. Dengan gambaran kota yang realistis dan pertanyaan tentang identitas diri, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan arti eksistensi manusia dalam aliran waktu yang tak terelakkan.
Biodata Acep Zamzam Noor:
- Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
- Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.