Puisi: Aku Ingin Menangis di Pelukanmu (Karya Dimas Indiana Senja)

Puisi "Aku Ingin Menangis di Pelukanmu" membawa pembaca pada perjalanan yang menggugah perasaan tentang cinta yang berakhir dan kehampaan yang ...
Aku Ingin Menangis di Pelukanmu.
(Violet)


Aku ingin menangis di pelukanmu, katamu padaku. 
Di sebuah ruangan yang sangat dingin dan sepi. Karena hanya ada aku, kau dan airmata. 
Kita bercerita tentang hujan yang tak juga melahirkan pelangi padahal matahari masih t
erbit dari balik bukit di dadamu.
 
Matahari itulah yang membuatku selalu hangat setiap kali di sampingmu.
 
Mendekapmu, dan sesekali kau memberikan ciuman singkat di pelipis waktu.

Vi, kau kenapa? Tanyaku padamu s
embari menyapu gerimis yang membasahi pipimu m
embentuk anak sungai kecil, dan matamu berbinar. 
Kerudung ungumu berkibar karena angin mencoba menghibur hatimu yang galau, a
kh tidak, tapi hati kita, karena kau dan aku masih merasakan sisa kesakitan yang dulu.
Yah, dulu sekali, saat almanak masih mendetakkan cinta kita, dan kita diminta menunggu detik-detik
 
yang mendenyutkan rindu kita, di sebuah ruang tunggu, di sebuah penggalan episode paling
 dramatis. Paling puisi.

Seandainya waktu tak merenggut kisah cinta kita. Katamu memenggal sepi. 
Akh, aku tak mampu menjawabnya. Kata-kata yang telah kususun s
eketika itu berjatuhan dari bibirku.
 
Lalu kau tegarkan aku dan kau punguti kata-kata itu. 
Dan kau buatkan puisi darinya.
 
Dan kau bacakannya di hadapku.
 
Dan aku menangis.
 
Dan kau pun menangis.
 
Dan kita berpura tegar. 
Dan kita berpelukan.

Hujan turun dengan sempurna. Ruangan masih sepi,
 
hanya ada aku, kau dan airmata.
 
Akh, tidak masih ada satu yang belum kau sebutkan. Katamu lirih.
 
Apa? Tanyaku sambil mengusap kerudungmu yang basah karena hujan, d
an pipimu yang basah karena airmata. 
Puisi. Yah puisi yang dulu mempertemukan kita d
i tikungan waktu. Saat hari-hari hanya milik kita, dan kita basah-basahan dalam hujan.
 
Puisi itu kini datang dan menancap di hati ini.
 
Maukah kau mencabutnya dan membacakannya untukku? Untuk kali terakhir, s
ebelum kita benar-benar berpisah selamanya. Sebelum waktu menuruti keegoisannya.

Lalu, airmata menyeret tubuhmu dari dekapanku. 
Kau menjauhiku, padahal puisi belum usai kubacakan. 
Dan kau berlari sekencang-kencangnya. 
Dan aku tahu kau masih menangis. 
Dan aku berteriak di dalam diam.
 
Dan aku memanggil-manggil namamu dengan airmata yang segera luruh bersama hujan,
 
membasahiku, dan menenggelamkanku dalam sunyi yang paling.

Vi, aku ingin menangis di pelukanmu. Sungguh.

2012

Analisis Puisi:
Puisi "Aku Ingin Menangis di Pelukanmu" karya Dimas Indiana Senja menghadirkan gambaran yang sarat akan emosi dan keheningan, membawa pembaca pada perjalanan yang menggugah perasaan tentang cinta yang berakhir dan kehampaan yang menyelimuti hati yang patah.

Suasana Ruang dan Emosi: Puisi ini menciptakan suatu ruang yang dingin, sepi, dan penuh dengan emosi. Dimas Indiana Senja melukiskan suasana yang melankolis, di mana kisah cinta yang pernah penuh akan kehangatan kini menjadi patah dan berakhir, tinggalah airmata sebagai saksi kesedihan.

Metafora Matahari dan Hujan: Metafora matahari yang masih terbit dari balik bukit di dadamu mewakili kehangatan dan cinta yang pernah terasa nyaman. Namun, hujan yang membentuk anak sungai kecil melambangkan kesedihan dan perpisahan yang seolah tak pernah berujung.

Penggunaan Kata-Kata dan Puisi: Puisi ini memanfaatkan kata-kata yang membangkitkan emosi. Kata-kata seperti "almanak," "dramatis," dan "puisi" menekankan bahwa kisah cinta ini seolah merupakan bagian dari sebuah kisah puisi yang penuh akan keindahan, tetapi juga kesedihan.

Kesedihan dan Pemisahan: Puisi ini mengekspresikan kesedihan akan pemisahan, yang disertai dengan harapan terakhir untuk mendengar puisi yang dulu mempertemukan mereka. Namun, pada akhirnya, sang penulis kehilangan kesempatan terakhir untuk mendengar puisi tersebut, dan kesedihan serta kehampaan menyelimuti hatinya.

Puisi "Aku Ingin Menangis di Pelukanmu" karya Dimas Indiana Senja adalah suatu persembahan emosional tentang cinta yang berakhir, pengharapan terakhir, dan kehampaan yang mendalam. Puisi ini memperlihatkan bagaimana cinta dapat berakhir dengan kesedihan yang memilukan, mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan-perasaan patah hati, kehilangan, dan kekosongan dalam perpisahan yang tak terelakkan.

Puisi: Aku Ingin Menangis di Pelukanmu
Puisi: Aku Ingin Menangis di Pelukanmu
Karya: Dimas Indiana Senja
© Sepenuhnya. All rights reserved.