Puisi: Kupu Malam dan Biniku (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Kupu Malam dan Biniku" merupakan contoh karya puisi yang menggugah dan menghadirkan perasaan yang kompleks dalam kehidupan cinta. Puisi ini ...
Kupu Malam dan Biniku


Sambil berselisih lalu
mengebu debu.

Kupercepat langkah. Tak noleh ke belakang
Ngeri ini luka-terbuka sekali lagi terpandang

Barah ternganga

Melayang ingatan ke biniku
Lautan yang belum terduga
Biar lebih kami tujuh tahun bersatu

Barangkali tak setahuku
Ia menipuku.


Maret, 1943

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Kupu Malam dan Biniku" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kekecewaan dan luka dalam hubungan cinta. Puisi ini mengekspresikan perasaan penulis yang terluka dan kecewa akibat pengalaman yang menyakitkan dalam hubungannya dengan pasangan.

Dalam bait-bait puisi ini, penulis menggambarkan dirinya berjalan dengan cepat, sambil berselisih dan meninggalkan debu di belakangnya. Hal ini dapat diartikan sebagai sebuah perjalanan yang cepat dan terburu-buru dalam kehidupan, tanpa sempat memperhatikan atau mengenang masa lalu yang menyakitkan.

Penulis menyatakan ngeri akan luka yang terbuka, kemungkinan karena ia masih merasa terluka oleh pengalaman buruk dalam hubungannya. Ada perasaan takut yang menghantuinya, dan luka tersebut terus muncul di hadapannya, mengingatkannya pada rasa sakit yang pernah dialaminya.

Selanjutnya, penulis mengaitkan ingatannya dengan "biniku", yang merupakan istilah untuk menyebut istri atau pasangan hidupnya. Ia menggambarkan pasangannya sebagai "lautan yang belum terduga", mungkin merujuk pada kompleksitas dan ketidakpastian dalam hubungan mereka. Meskipun begitu, penulis menyatakan bahwa mereka mungkin telah bersama selama tujuh tahun, mengisyaratkan keinginan untuk tetap bersatu meskipun ada kesulitan.

Namun, penulis meragukan kesetiaan pasangannya, menyatakan bahwa ia mungkin ditipu olehnya. Ini menunjukkan rasa kecewa dan ketidakpercayaan penulis terhadap pasangannya. Puisi ini mencerminkan kekecewaan yang mendalam dalam hubungan cinta, di mana penulis merasa terluka dan dirugikan oleh pasangannya.

Puisi "Kupu Malam dan Biniku" karya Chairil Anwar adalah sebuah karya yang memperlihatkan sisi kelam dalam hubungan cinta. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, penulis berhasil menggambarkan perasaan kecewa, luka, dan ketidakpercayaan yang dapat muncul dalam sebuah hubungan.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan mengenai kompleksitas hubungan antara dua individu, serta perasaan yang terkadang dapat muncul di tengah perjalanan cinta. Chairil Anwar dengan keterampilan bahasanya mampu menggambarkan emosi yang mendalam dan membangkitkan perasaan penasaran dalam diri pembaca.

Puisi "Kupu Malam dan Biniku" merupakan contoh karya puisi yang menggugah dan menghadirkan perasaan yang kompleks dalam kehidupan cinta. Puisi ini mengingatkan kita akan kerapuhan hubungan dan pentingnya memahami dan mengelola emosi dalam menjalin ikatan yang erat dengan pasangan.

Chairil Anwar
Puisi: Kupu Malam dan Biniku
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.