Puisi: Naik Motor ke Suroloyo (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Naik Motor ke Suroloyo" menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual melalui pengalaman mendaki gunung, secara metaforis dan simbolis, untuk ..
Naik Motor ke Suroloyo


Lehernya mengeluarkan warna biru kelabu. Ia coret lagi warna merah di dadanya, seperti stempel pos 50 tahun yang lalu. Besok kita akan ke gunung lagi besok, melihat kabut memindah-mindahkan kaki gunung. Jiwa di puncaknya yang tetap ingin sendiri, yang ingin menggunakan suara-suara serangga sebagai telinganya. Yang ingin kunang-kunang memindahkan bintang-bintang di malam hari. Yang ingin sapi terbang dari bukit-bukit ke bukit. Dan aku memotretmu setelah merapi mengeluarkan kabut merah.

Lehernya mengeluarkan warna biru kelabu. Ia tanam lagi udara dingin di dadanya, bau cengkeh dan tembakau dari mulut anjing. Besok kita akan menjadi kunang-kunang, menziarahi orang-orang gua dari mata air. Melihat kabut perak turun seperti sihir dari kesunyian. Yang mendengar air mata menyelimuti tempat tidurnya. Yang mendengar bau gunung dari dongeng-dongeng tua. Yang mendengar suara motor membelah bukit. Yang mendengar bau bunga melati di telapak tangannya. Dan aku memotretmu dari atas bukit ini ke bawah, ke bawah, ke bawah, tempat kunang-kunang menanam bintang.


Sumber: Kompas (13 Juni 2010)

Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual melalui pengalaman mendaki gunung, secara metaforis dan simbolis, untuk merenungkan kedalaman eksistensi manusia dan alam.

Gambaran Fisik dalam Kedalaman Spiritual: Penyair menggambarkan perjalanan fisik ke gunung Suroloyo. Namun, secara tersembunyi, puisi ini lebih tentang perjalanan spiritual atau eksistensial. Melalui gambaran gunung, kabut, dan kunang-kunang, penyair seolah membawa pembaca ke pengalaman spiritual yang mendalam.

Simbolisme Warna dan Bau: Warna biru kelabu pada leher dan bau cengkeh serta tembakau yang disebutkan menggambarkan nuansa dan pengalaman sensual yang mendalam. Ini menekankan hubungan antara alam dan manusia, bagaimana pengalaman fisik bisa memengaruhi jiwa.

Dorongan untuk Menemukan Kedalaman Batin: Puisi ini mengeksplorasi keinginan untuk menemukan makna yang lebih dalam dalam eksistensi manusia. Di puncak gunung, ada dorongan untuk menyatu dengan alam, mendengarkan suara-suara halus yang mengarah pada keheningan dan introspeksi.

Hubungan Manusia dengan Alam: Terlihat dari penggambaran alam dan hubungan yang intim antara karakter dengan gunung, kabut, serta suara-suara alam. Ini mendorong untuk memahami bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bagaimana mereka saling berinteraksi.

Perspektif Penyair dan Pengamatan: Penyair mengamati lingkungan sekitarnya secara mendalam, dari kabut perak yang turun hingga suara motor yang membelah bukit. Dari sudut pandang penyair, pembaca diundang untuk merenung dan menengok ke dalam diri mereka sendiri.

Puisi ini merupakan penggambaran kompleks dari pengalaman fisik, spiritual, dan eksistensial yang menggabungkan hubungan intim antara manusia dengan alam dan mencerminkan dorongan untuk merenung dan memahami kedalaman batin.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Naik Motor ke Suroloyo
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.