Sumber: Kompas (13 Juni 2010)
Analisis Puisi:
Puisi ini menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual melalui pengalaman mendaki gunung, secara metaforis dan simbolis, untuk merenungkan kedalaman eksistensi manusia dan alam.
Gambaran Fisik dalam Kedalaman Spiritual: Penyair menggambarkan perjalanan fisik ke gunung Suroloyo. Namun, secara tersembunyi, puisi ini lebih tentang perjalanan spiritual atau eksistensial. Melalui gambaran gunung, kabut, dan kunang-kunang, penyair seolah membawa pembaca ke pengalaman spiritual yang mendalam.
Simbolisme Warna dan Bau: Warna biru kelabu pada leher dan bau cengkeh serta tembakau yang disebutkan menggambarkan nuansa dan pengalaman sensual yang mendalam. Ini menekankan hubungan antara alam dan manusia, bagaimana pengalaman fisik bisa memengaruhi jiwa.
Dorongan untuk Menemukan Kedalaman Batin: Puisi ini mengeksplorasi keinginan untuk menemukan makna yang lebih dalam dalam eksistensi manusia. Di puncak gunung, ada dorongan untuk menyatu dengan alam, mendengarkan suara-suara halus yang mengarah pada keheningan dan introspeksi.
Hubungan Manusia dengan Alam: Terlihat dari penggambaran alam dan hubungan yang intim antara karakter dengan gunung, kabut, serta suara-suara alam. Ini mendorong untuk memahami bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bagaimana mereka saling berinteraksi.
Perspektif Penyair dan Pengamatan: Penyair mengamati lingkungan sekitarnya secara mendalam, dari kabut perak yang turun hingga suara motor yang membelah bukit. Dari sudut pandang penyair, pembaca diundang untuk merenung dan menengok ke dalam diri mereka sendiri.
Puisi ini merupakan penggambaran kompleks dari pengalaman fisik, spiritual, dan eksistensial yang menggabungkan hubungan intim antara manusia dengan alam dan mencerminkan dorongan untuk merenung dan memahami kedalaman batin.
Puisi: Naik Motor ke Suroloyo
Karya: Afrizal Malna
Biodata Afrizal Malna:
- Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.