Puisi: Di Ujung Bahasa (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Di Ujung Bahasa" karya Goenawan Mohamad menghadirkan perasaan ketidakpastian dan keraguan, sambil menyentuh pada aspek-aspek kompleks dalam ...
Di Ujung Bahasa


Kita menunggu malam
dengan Hp yang diam.
Mungkin akan jatuh bunyi 'tidak'
bersama dering yang dimatikan.

Dan cinta kita
bersembunyi
di ujung bahasa
yang tak dilanjutkan
di mana Entah mendaku waktu
dan ruang
dan kita akan berkata-kata,
dan akan berpura-pura
mengertinya.


2011

Analisis Puisi:
Puisi "Di Ujung Bahasa" karya Goenawan Mohamad adalah karya yang singkat namun sarat dengan makna dan perasaan.

Komunikasi Modern: Puisi ini membahas komunikasi dalam era modern, khususnya melalui penggunaan handphone (Hp). Dalam dunia yang semakin terkoneksi, handphone telah menjadi alat utama untuk berkomunikasi, dan puisi ini menangkap momen ketika orang menunggu pesan atau panggilan.

Ketidakpastian dalam Cinta: Puisi ini menggambarkan keraguan dalam hubungan dan cinta. Ketika "Hp diam," saat-saat ini adalah saat-saat yang penuh ketidakpastian, ketika kita menunggu pesan atau panggilan dari seseorang yang kita cintai. Bunyi "tidak" atau ketiadaan pesan bisa saja membawa berbagai makna, termasuk penolakan atau keputusan yang tidak diinginkan.

Bahasa sebagai Penghalang: Puisi ini merenungkan tentang bahasa sebagai penghalang dalam komunikasi. Cinta yang bersembunyi "di ujung bahasa" mungkin sulit untuk diungkapkan atau dipahami sepenuhnya. Bahasa seringkali tidak mampu menyampaikan perasaan dan makna yang sebenarnya, dan puisi ini mencerminkan rasa frustasi ini.

Kekhawatiran Akan Masa Depan: Penyair menciptakan gambaran ketidakpastian yang terkait dengan waktu dan ruang. Kata-kata "di mana Entah mendaku waktu dan ruang" menggambarkan rasa tidak pasti tentang masa depan hubungan ini.

Pretensi dalam Komunikasi: Penyair menyinggung tentang bagaimana kita seringkali berpura-pura "mengertinya" dalam komunikasi, meskipun sebenarnya mungkin kita tidak sepenuhnya memahami atau merasakannya. Hal ini mencerminkan kecenderungan manusia untuk menyembunyikan perasaan sejati mereka atau bahkan untuk menyamaratakan komunikasi agar terdengar lebih baik daripada kenyataannya.

Puisi "Di Ujung Bahasa" adalah refleksi tentang komunikasi dalam era modern, ketidakpastian dalam cinta, dan bahasa sebagai penghalang dalam menyampaikan perasaan. Puisi ini menghadirkan perasaan ketidakpastian dan keraguan, sambil menyentuh pada aspek-aspek kompleks dalam hubungan manusia dan bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Di Ujung Bahasa
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.