Puisi: Asu (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Asu" karya Joko Pinurbo menggambarkan sebuah pengalaman pribadi penulis saat bertemu dengan seekor anjing di jalan menuju kuburan ayahnya.
Asu

Di jalan kecil menuju kuburan Ayah di atas bukit
saya berpapasan dengan anjing besar
yang melaju dari arah yang saya tuju.
Matanya merah. Tatapannya yang kidal
membuat saya mundur beberapa jengkal.

Gawat. Sebulan terakhir ini sudah banyak orang
menjadi korban gigit anjing gila.
Mereka diserang demam berkepanjangan
bahkan ada yang sampai kesurupan.

Di saat yang membahayakan itu saya teringat Ayah.
Dulu saya sering menemani Ayah menulis.
Sesekali Ayah terlihat kesal, memukul-mukul
mesin ketiknya dan mengumpat, "Asu!"
Kali lain, saat menemukan puisi bagus di koran,
Ayah tersenyum senang dan berseru, "Asu!"
Saat bertemu temannya di jalan,
Ayah dan temannya dengan tangkas bertukar asu.

Pernah saya bertanya, "Asu itu apa, Yah?"
"Asu itu anjing yang baik hati," jawab Ayah.
Kemudian ganti saya ditanya,
"Coba, menurut kamu, asu itu apa?"
"Asu itu anjing yang suka minum susu," jawab saya.

Sementara saya melangkah mundur,
anjing itu maju terus dengan nyalang.
Demi Ayah, saya ucapkan salam, "Selamat sore, asu."
Ia kaget. Saya ulangi salam saya, "Selamat sore, su!"
Anjing itu pun minggir, menyilakan saya lanjut jalan.
Dari belakang sana terdengar teriakan,
"Tolong, tolong! Anjing, anjing!"

2011

Sumber: Baju Bulan (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Asu" karya Joko Pinurbo menggambarkan sebuah pengalaman pribadi penulis saat bertemu dengan seekor anjing di jalan menuju kuburan ayahnya. Puisi ini mencakup latar belakang kehidupan sehari-hari di Indonesia, di mana pertemuan dengan hewan liar seperti anjing bisa menjadi pengalaman yang menarik.

Simbolisme Anjing: Anjing dalam puisi ini mewakili banyak hal. Pertama-tama, anjing dapat dianggap sebagai simbol setia dan loyalitas, yang merujuk pada hubungan antara manusia dan hewan peliharaan. Namun, dalam konteks puisi ini, anjing juga dapat menjadi simbol ketakutan dan ancaman, terutama dengan laporan tentang serangan anjing gila.

Penggunaan Kata "Asu": Kata "Asu" dalam puisi memiliki makna yang kompleks. Awalnya, kata ini digunakan oleh ayah penulis untuk menyebut anjing dengan rasa cinta dan humor. Namun, dalam kejadian bertemu dengan anjing di jalan, kata ini menjadi simbol keberanian dan penghormatan kepada ayah penulis.

Hubungan dengan Ayah: Puisi ini juga mencerminkan hubungan antara penulis dan ayahnya. Pengalaman menemani ayah saat menulis, serta kenangan akan kata-kata yang digunakan oleh ayah, menciptakan citra ayah sebagai sosok yang humoris namun juga berwibawa.

Perubahan Makna: Secara keseluruhan, puisi ini mencerminkan perubahan makna sebuah kata dari "Asu" yang awalnya digunakan dengan humor menjadi sebuah ekspresi penghormatan yang mendalam terhadap ayah. Hal ini menunjukkan perubahan persepsi dan makna yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Humor dan Sentimen: Walaupun mencakup momen-momen serius, puisi ini juga mengandung unsur humor, terutama dalam penggunaan kata "Asu" dan percakapan antara penulis dan ayahnya. Sentimen nostalgia dan cinta terhadap keluarga juga terasa kuat dalam penggambaran hubungan antara penulis dan ayahnya.

Puisi "Asu" karya Joko Pinurbo menghadirkan campuran perasaan yang kompleks, dari humor hingga sentimen yang mendalam, sambil menggambarkan momen-momen sehari-hari yang bisa menjadi makna dan pengalaman yang berkesan dalam kehidupan seseorang.

Puisi: Asu
Puisi: Asu
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.