Puisi: Kenangan (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Kenangan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas dan perubahan dalam hubungan manusia dengan ...
Kenangan (1)

ia meletakkan kenangannya
dengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
memasukkan anak kunci ke saku celana
sebelum berangkat ke sebuah kota
yang sudah sangat lama hapus
dari peta yang pernah digambarnya
pada suatu musim layang-layang.

Kenangan (2)

tak didengarnya lagi
suara air mulai mendidih
di laci yang rapat terkunci.

Kenangan (3)

ia telah meletakkan hidupnya
di antara tanda petik.

Sumber: Kolam (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Kenangan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas dan perubahan dalam hubungan manusia dengan kenangan. Puisi ini menggunakan gambaran laci meja dan kenangan yang ditempatkan di dalamnya sebagai simbol untuk menggambarkan bagaimana kenangan bisa berubah seiring waktu.

Tema: Tema utama dalam puisi ini adalah tentang kenangan, perubahan, dan bagaimana hubungan manusia dengan kenangan dapat berkembang seiring waktu. Puisi ini menggambarkan proses meletakkan kenangan dan mengunci mereka, serta bagaimana kenangan bisa berubah atau hilang dalam hidup seseorang.

Pesan Sentral: Pesan yang diungkapkan dalam puisi ini adalah bahwa kenangan adalah sesuatu yang rapuh dan berubah seiring waktu. Meskipun seseorang mungkin menyimpan kenangan dengan hati-hati dan merawatnya, waktu dan perubahan alamiah dapat membuat kenangan tersebut menghilang atau berubah bentuknya.

Bahasa dan Gaya Sastra: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna yang dalam. Penggunaan simbolisme dan metafora membantu menciptakan kedalaman emosional dalam puisi ini.

Simbolisme:
  • Laci Meja: Laci meja digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan tempat di mana kenangan disimpan dan dirawat. Ini melambangkan kesungguhan dan perhatian dalam menjaga kenangan tetap hidup.
  • Anak Kunci: Anak kunci yang dimasukkan ke dalam saku celana adalah simbol kunci untuk mengamankan kenangan. Ini menunjukkan bagaimana seseorang berusaha melindungi dan menjaga kenangan agar tetap terjaga.
  • Kota yang Dihapus dari Peta: Kota yang sudah lama dihapus dari peta melambangkan kenangan yang semakin pudar seiring waktu. Ini menunjukkan bagaimana kenangan dapat luntur dan terlupakan seiring berjalannya waktu.
  • Suara Air Mendidih: Suara air mendidih dalam laci yang rapat terkunci adalah gambaran suara yang tak terdengar lagi, yang melambangkan hilangnya kenangan dan perubahan dalam hubungan dengan masa lalu.
  • Tanda Petik: Meletakkan hidup di antara tanda petik adalah simbol untuk mengakhiri babak dalam hidup seseorang. Ini menggambarkan bahwa hidupnya diakhiri dan diakhiri dengan kenangan tertentu.
Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari tiga bagian yang pendek namun bermakna. Setiap bagian memberikan pernyataan yang kuat dan membangkitkan rasa penasaran pembaca. Puisi ini memiliki ritme yang tenang dan reflektif.

Analisis Kalimat:
  • "ia meletakkan kenangannya": Puisi dimulai dengan menggambarkan tindakan meletakkan kenangan, menunjukkan kesungguhan dalam tindakan tersebut.
  • "di laci meja dan menguncinya": Kalimat ini menunjukkan tindakan merawat dan melindungi kenangan agar tetap utuh.
  • "memasukkan anak kunci ke saku celana": Tindakan memasukkan anak kunci ke dalam saku celana menunjukkan perhatian yang besar dalam menjaga kenangan tetap aman.
  • "sebelum berangkat ke sebuah kota": Mengacu pada perubahan yang akan datang dan bagaimana waktu mempengaruhi kenangan.
  • "tak didengarnya lagi / suara air mulai mendidih": Menggambarkan perubahan dalam hubungan dengan kenangan, di mana suara yang pernah dikenal sekarang tidak lagi terdengar.
  • "di laci yang rapat terkunci": Menggambarkan penutupan dan perubahan dalam hubungan dengan kenangan.
  • "ia telah meletakkan hidupnya / di antara tanda petik": Menggambarkan akhir suatu periode dalam hidup, dengan menempatkan hidup di antara tanda petik sebagai simbol untuk mengakhiri babak tertentu.
Puisi "Kenangan" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dengan kenangan dan bagaimana kenangan dapat berubah atau hilang seiring berjalannya waktu. Dengan menggunakan simbolisme dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang nilai dan ketidakpastian dalam melestarikan kenangan dalam hidup kita.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Kenangan
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.