Puisi: Sepasang Sepatu Tua (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Sepasang Sepatu Tua" karya Sapardi Djoko Damono mengingatkan pembaca untuk tidak hanya melihat objek-objek tersebut sebagai ....
Sepasang Sepatu Tua

Sepasang sepatu tua tergeletak di sudut sebuah gudang, berdebu...

Yang kiri terkenang akan aspal meleleh, yang kanan teringat
jalan berlumpur sehabis hujan - keduanya telah jatuh
cinta kepada sepasang telapak kaki itu.

Yang kiri menerka mungkin besok mereka dibawa ke tempat
sampah dibakar bersama seberkas surat cinta, yang
kanan mengira mungkin besok mereka diangkut truk
sampah itu dibuang dan dibiarkan membusuk bersama
makanan sisa.

Sepasang sepatu tua saling membisikkan sesuatu yang hanya
bisa mereka pahami berdua.

1973

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Sepasang Sepatu Tua" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna dan gambaran yang kuat tentang objek sederhana. Puisi ini membahas dua sepatu tua yang terabaikan di sudut gudang dan menggambarkan perasaan serta refleksi mereka tentang nasibnya yang tak pasti.

Simbolisme Sepatu: Sepatu tua dalam puisi ini bukan hanya sekadar sepatu. Mereka mewakili perasaan, kenangan, dan pengalaman. Sepatu kiri dan kanan masing-masing merujuk pada pengalaman yang berbeda. Kiri mewakili kenangan tentang aspal yang meleleh, sedangkan kanan mengingat jalan berlumpur setelah hujan. Sepatu-sepatu ini memiliki perasaan dan memori yang dalam terkait dengan pengalaman mereka dengan pemakainya.

Konflik dan Ketidakpastian: Puisi ini menciptakan atmosfer konflik dan ketidakpastian. Sepatu-sepatu tua ini memiliki perasaan dan kekhawatiran tentang apa yang mungkin terjadi pada masa depan mereka. Mereka menerka-nerka bahwa mereka akan diabaikan, dibuang, atau bahkan dibakar bersama surat cinta yang tak terbalas. Konflik dalam puisi ini adalah ketidakpastian nasib yang dihadapi oleh objek yang terabaikan dan ditinggalkan.

Gambaran yang Kuat: Puisi ini memberikan gambaran yang kuat tentang objeknya, yaitu sepatu tua, yang secara fisik ada di sudut gudang. Deskripsi tentang aspal meleleh dan jalan berlumpur setelah hujan membantu pembaca membayangkan penggunaan sepatu ini dan perasaan yang mereka bawa. Penggambaran seperti ini memungkinkan pembaca untuk lebih terhubung dengan objek dan perasaan yang terkait.

Dialog Tersirat: Puisi ini menggambarkan seolah-olah sepasang sepatu tua berbicara satu sama lain, meskipun tidak secara langsung. Dialog antara sepatu kiri dan kanan menciptakan nuansa intim dan perasaan yang mendalam antara mereka, seolah-olah mereka adalah pasangan yang memiliki hubungan yang kuat.

Puisi "Sepasang Sepatu Tua" menghadirkan gambaran tentang kehidupan dan perasaan objek yang sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Puisi ini mengingatkan pembaca untuk tidak hanya melihat objek-objek tersebut sebagai benda mati, tetapi juga sebagai saksi perasaan dan pengalaman yang mungkin terkandung dalam mereka. Puisi ini menggambarkan kesan bahwa bahkan objek-objek sederhana dapat memiliki perasaan dan cerita yang menarik di baliknya.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Sepasang Sepatu Tua
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.