Puisi: Ada Maling (Karya Sosiawan Leak)

Puisi "Ada Maling" karya Sosiawan Leak adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan ketidakamanan, pengkhianatan, dan ketidakstabilan ...
Ada Maling


Ada maling masuk rumah kita
menerobos lewat pintu hati yang dulu pernah kaubuka.

Mungkin kau lupa menutupnya kembali?
Tanyaku
tidak. Aku bahkan sudah memindahkan pintunya!
Katamu.

Lalu kuperiksa pintu itu
daunnya bolong sepenuh hatimu
kusennya keropos diterjang badai lumpur batinmu
yang membah berkali-kali
lantas diganyang ngengat dan rayap
yang kaubiakkan di kenanganmu tak pernah mati.

Ada maling menerobos rumah kita
dan kau tetap sibuk berkata-kata
sambil menyemburkan mantra dan hama
yang menetaskan bom berperedam suara
siaga melubangi tiap dinding rumah kita!


Solo, Juli 2011

Sumber: Wathathitha (2018)

Analisis Puisi:
Puisi "Ada Maling" karya Sosiawan Leak adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan ketidakamanan, pengkhianatan, dan ketidakstabilan dalam hubungan antara penyair dengan subjeknya. Puisi ini menggunakan gambaran metafora rumah sebagai perwujudan hati dan perasaan, serta maling sebagai simbol perusak atau pengkhianat.

Metafora Rumah dan Maling: Dalam puisi ini, rumah digunakan sebagai metafora untuk hati atau perasaan. Metafora ini menciptakan gambaran yang kuat tentang kedalaman dan kerapuhan hubungan. Kemunculan "maling" dalam rumah menggambarkan adanya perasaan pengkhianatan atau disalahgunakan dalam hubungan tersebut.

Pelanggaran Batas dan Keamanan: Kehadiran maling dalam rumah mencerminkan pelanggaran batas dan keamanan. Ini mengindikasikan bahwa penyair merasa hatinya telah ditembus oleh seseorang atau sesuatu yang merugikan. Penyair merasa bahwa hatinya telah diserang dan dieksploitasi.

Kesalahan dan Penyesalan: Puisi ini mencerminkan rasa penyesalan dari penyair yang mungkin merasa bahwa ia telah melakukan kesalahan atau kelalaian dalam menjaga "pintu hati" atau perasaannya. Pertanyaan "Mungkin kau lupa menutupnya kembali?" menunjukkan bahwa penyair merasa bertanggung jawab atas intrusi maling ini.

Perasaan Dikhianati dan Diserang: Penyair mengungkapkan perasaan dikhianati dan diserang oleh tindakan maling. Maling mungkin dapat diartikan sebagai orang atau kejadian yang telah menyakiti atau merusak hubungan. Metafora ini mempertegas ketidakamanan dan perasaan merasa tertipu.

Bahasa yang Kuat: Bahasa dalam puisi ini memadukan elemen-elemen metaforis dengan gambaran konkret. Pilihan kata-kata seperti "pintu hati," "lubangi tiap dinding," dan "bom berperedam suara" menciptakan citra yang kuat dan intens, menggambarkan kekacauan dan ketidakstabilan yang dirasakan oleh penyair.

Puisi "Ada Maling" karya Sosiawan Leak adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan ketidakamanan, ketidakstabilan, dan ketidakpercayaan dalam hubungan. Penggunaan metafora rumah dan maling memberikan makna mendalam tentang bagaimana perasaan dan hati penyair telah "dirusak" oleh tindakan atau keadaan tertentu. Puisi ini menggambarkan konflik emosional yang rumit dan perasaan penyesalan yang dihadapi oleh penyair.

Sosiawan Leak
Puisi: Ada Maling 
Karya: Sosiawan Leak

Biodata Sosiawan Leak:
  • Sosiawan Leak (nama asli Sosiawan Budi Sulistyo) lahir pada tanggal 23 September 1967 di Kampung Somadilagan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.