Puisi: Dia Hanya Dada (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Dia Hanya Dada" karya Afrizal Malna menggambarkan perasaan kehilangan, kesendirian, dan keinginan untuk bersatu kembali dengan sesuatu yang ...
Dia Hanya Dada

Dia hanya dada yang ingin mengatakan hujan
Suatu hari berjalan dengan langit senja
Udara dingin dari batu es, sebuah kenangan muda
Dengan pensil menggambar kekasih
Kenapa hatiku penuh mobil, jendela kaca, dan ikan-ikan juga

Televisi jadi kapal-kapal putih di matanya
Membawa ibu pergi ke rumah-rumah keramik
Senja seperti marmer biru, berjalan ke arah Timur

Dia hanya dada yang ingin berlari dalam hujan
Belajar memberi parfum pada kenangan di Timur
Memanggil kupu-kupu plastik 
Memanggil bunga plastik - Menyatakan cintanya juga -
Kenapa Ibu dan ayah mati
Seperti berpelukan dengan rumput

Dia hanya ingin sekali lagi
Membuat pemandangan di matanya, daun-daun seperti logam
Dada mau, dada mau 
Karena dia memang tak pernah ada
Di matamu
Dia hanya layang-layang
Hanya sepeda menyusuri senja
Ke sana

1980

Sumber: Abad yang Berlari (1984)

Analisis Puisi:

Puisi "Dia Hanya Dada" karya Afrizal Malna adalah sebuah karya yang kaya akan citra dan metafora yang mendalam. Dalam puisi ini, Malna menggambarkan perasaan kehilangan, kesendirian, dan keinginan untuk bersatu kembali dengan sesuatu yang hilang.

Kehilangan dan Kesendirian: Puisi ini menyoroti tema kehilangan dan kesendirian melalui penggambaran tentang "Dia" yang hanya dada. Dada di sini mewakili bagian dari seseorang yang merasa kehilangan dan terpisah dari lingkungan sekitarnya. Kehilangan orang tua ("Kenapa Ibu dan ayah mati") juga menambahkan lapisan kesedihan dan kesendirian dalam puisi.

Keinginan untuk Bersatu Kembali: Melalui metafora "Dia hanya dada yang ingin berlari dalam hujan," puisi ini menyiratkan keinginan untuk bersatu kembali dengan sesuatu yang telah hilang. Ada kerinduan yang mendalam untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu dan mengatasi kesendirian.

Citra Alam dan Kenangan: Penggunaan citra alam, seperti hujan, langit senja, dan kupu-kupu plastik, menciptakan suasana melankolis yang menggambarkan keadaan emosional "Dia". Kenangan masa muda dan hubungan dengan orang tua juga diungkapkan melalui gambaran tentang "kenangan muda" dan "ibu pergi ke rumah-rumah keramik."

Ketidakberadaan dan Impian: Ketidakberadaan "Dia" dalam mata seseorang, seperti yang diungkapkan dalam baris "Karena dia memang tak pernah ada / Di matamu," menciptakan perasaan kehilangan dan kesedihan yang mendalam. Namun, ada juga ungkapan impian untuk hadir kembali, terwujud dalam keinginan "untuk sekali lagi / Membuat pemandangan di matanya."

Pengalaman Pribadi dan Refleksi: Puisi ini memunculkan pengalaman pribadi dan refleksi tentang kehilangan, kesendirian, dan kerinduan akan hubungan yang telah berlalu. Melalui penggunaan bahasa yang simbolis dan imajinatif, Malna mengundang pembaca untuk merenungkan perasaan kompleks dan mendalam yang mungkin dialami oleh individu yang mengalami kehilangan dan kesendirian.

Puisi "Dia Hanya Dada" adalah sebuah puisi yang membingkai perasaan kehilangan, kesendirian, dan keinginan untuk bersatu kembali dengan sesuatu yang telah hilang. Dengan citra yang kaya dan bahasa yang imajinatif, Malna menciptakan sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan perasaan dan pengalaman emosional yang mendalam.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Dia Hanya Dada
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.