Puisi: Mantera Bidadari (Karya Joshua Igho)

Puisi "Mantera Bidadari" menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup manusia. Melalui imaji yang kaya dan bahasa yang menggugah, ...
Mantera Bidadari (1)
(: Wa Ode Wulan Ratna)

Di negeri bidadari
denting malam dan temaram cahaya
mengiring perarakan
bidadari memasuki kastil tua di punggung bukit
lagu-lagu purba mengalun sepanjang jalan.

Tarian meliuk menuju meja altar
ketua bidadari mengangkat cawan
"aku ingin lelaki!"

Mantera bidadari
menguapkan sesaji bagi dewa-dewi
dupa menyala
hasrat membara
aku ingin lelaki!
aku ingin lelaki!

Mantera Bidadari (2)
(: Wa Ode Wulan Ratna)

Telah kutulis sederet mantera di dahimu
dan pergilah ke telaga
agar kau dapat menggumamkan mantera itu
untuk memanggil arwah para malaikat
yang telah melemparkanmu ke bumi ini
biar saja tuhan berpihak kepada para malaikat itu
tapi kamu punya surga sendiri
tempat kamu akan menempati singgasananya.

2011

Analisis Puisi:

Puisi "Mantera Bidadari" karya Joshua Igho adalah sebuah perjalanan ke dalam dunia mitos dan spiritualitas, di mana pengarang menggambarkan perjumpaan dengan bidadari dan keinginan manusia untuk mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan.

Imaji Negeri Bidadari: Puisi ini membawa pembaca ke dalam dunia magis dan mitis, di mana "negeri bidadari" digambarkan sebagai tempat di mana keajaiban dan keindahan berlimpah. Denting malam dan temaram cahaya menciptakan suasana misterius yang mengiringi perarakan bidadari ke kastil tua.

Keinginan Manusia: Dalam suasana yang sarat dengan aura spiritual, pemimpin bidadari menyatakan keinginannya untuk memiliki seorang lelaki. Ini mencerminkan keinginan manusia akan kecintaan, hubungan, dan kebahagiaan, yang seringkali menjadi pusat perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup.

Mantera dan Spiritualitas: Penggunaan mantera dalam puisi menambahkan dimensi spiritual yang dalam. Mantera menjadi alat untuk menggambarkan upaya manusia dalam mencapai pemahaman akan alam semesta dan hubungan dengan kekuatan supranatural.

Telaga dan Arwah: Telaga menjadi simbol spiritualitas dan pemurnian. Pergi ke telaga untuk menggumamkan mantera merupakan adegan yang menggambarkan pencarian dan transformasi spiritual. Arwah para malaikat yang dilemparkan ke bumi mencerminkan konsep jatuhnya manusia ke dalam kehidupan duniawi dan perjuangan untuk kembali kepada keadaan spiritual yang murni.

Kebahagiaan dan Kesempurnaan: Meskipun Tuhan mungkin berpihak kepada malaikat, puisi ini menegaskan bahwa manusia juga memiliki kebahagiaan dan kesempurnaan tersendiri. Setiap individu memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan menempati tempatnya di surga.

Tema Spiritualitas dan Pencarian Makna: Tema utama puisi ini adalah spiritualitas dan pencarian makna hidup. Pengarang menggunakan imaji dan simbol-simbol yang kuat untuk mengeksplorasi konsep-konsep ini dan memperkuat pemahaman akan perjalanan manusia menuju pemahaman diri dan hubungan dengan alam semesta.

Secara keseluruhan, puisi "Mantera Bidadari" adalah puisi yang menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna hidup manusia. Melalui imaji yang kaya dan bahasa yang menggugah, Joshua Igho membawa pembaca ke dalam dunia magis di mana kebahagiaan dan kesempurnaan dapat dicapai melalui pemahaman yang mendalam akan diri dan alam semesta.

"Puisi Joshua Igho"
Puisi: Mantera Bidadari
Karya: Joshua Igho
© Sepenuhnya. All rights reserved.