Puisi: Di Antara Kanal (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Di Antara Kanal" karya Goenawan Mohamad menciptakan gambaran tentang kehidupan perkotaan, percakapan manusia, dan perubahan yang terus ...
Di Antara Kanal


Jarimu menandai sebuah percakapan
yang tak hendak kita rekam
di hitam sotong dan gelas sauvognon blanc
yang akan ditinggalkan.

Di kiri kita kanal menyusup
dari laut. Di jalan para kelasi
malam seakan-akan biru.
"Meskipun esok lazuardi," katamu.

Aku dengar. Kita kenal
kegaduhan di aspal ini.
Kita tahu banyak hal.
Kita tahu apa yang sebentar.

Seseorang pernah mengatakan
kita telah disandingkan
sejak penghuni pertama ghetto Yahudi
membangun kedai.

Tapi kau tahu aku akan melepasmu di sudut itu,
tiap malam selesai, dan aku tahu kau akan pergi.
"Kota ini," katamu, "adalah jam
yang digantikan matahari."


2012

Analisis Puisi:
Puisi "Di Antara Kanal" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan percakapan antara dua individu dalam sebuah lingkungan kota yang cair dan dinamis.

Percakapan dan Kekuatan Imajinasi: Puisi ini dimulai dengan menekankan pentingnya tangan (jarimu) dalam sebuah percakapan. Jarimu di sini bisa dianggap sebagai simbol komunikasi dan koneksi manusia satu sama lain. Puisi ini mengajak pembaca untuk membayangkan percakapan mereka, yang tak terekam dalam kata-kata atau catatan tetapi tetap memiliki makna mendalam.

Lingkungan Kota: Puisi ini menggambarkan latar belakang kota yang dinamis. Ada referensi terhadap kanal, laut, para kelasi, dan aspal. Lingkungan ini memberikan nuansa urban yang kuat dan menjadi latar belakang bagi percakapan mereka. Puisi ini menggambarkan bagaimana kehidupan perkotaan memiliki dinamika sendiri.

Waktu dan Kejadian: Terdapat pernyataan bahwa "meskipun esok lazuardi," yang menunjukkan kesadaran akan berlalunya waktu. Hal ini menggambarkan bagaimana percakapan mereka adalah sesuatu yang sebentar dan tak dapat bertahan selamanya. Kehidupan perkotaan sering kali terasa singkat dan berlalu dengan cepat.

Sejarah dan Koneksi Manusia: Puisi ini menyiratkan bahwa mereka telah terhubung sejak awal sejarah ghetto Yahudi. Ini mungkin merujuk pada ide bahwa manusia selalu memiliki koneksi dan interaksi yang kaya dalam sejarah, meskipun berada dalam lingkungan yang berbeda.

Perpisahan dan Kehilangan: Puisi ini menggambarkan bahwa percakapan mereka akan berakhir. Meskipun ada hubungan dan pemahaman di antara mereka, waktu akan terus berjalan, dan setiap malam mereka akan berpisah. Ini menciptakan nuansa kehilangan atau perpisahan yang melingkupi kehidupan perkotaan yang sibuk.

Metafora Terakhir: Puisi ini diakhiri dengan pernyataan bahwa "kota ini adalah jam yang digantikan matahari." Ini bisa diartikan sebagai pengakuan akan perubahan dan pergerakan dalam kota. Jam yang digantikan matahari menggambarkan bahwa kehidupan selalu berlanjut, dan setiap saat adalah bagian dari perubahan yang konstan.

Puisi "Di Antara Kanal" adalah karya sastra yang menciptakan gambaran tentang kehidupan perkotaan, percakapan manusia, dan perubahan yang terus-menerus dalam waktu dan lingkungan.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Di Antara Kanal
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.