Puisi: Energi (Karya Acep Syahril)

Puisi || Energi || Karya Acep Syahril ||
Energi


Engkaulah orang-orang yang acap kali mencium
mengintai amis cangkul kami atau ani-ani yang
bercinta dengan dewi sri di bawah kasmaran dewa
api dan rayuan waktu penuh janji tanah air sawah
dan anjir adalah gaya zat dan energi kami
menggerakannya sebagai percintaan paling berarti dengan
mengenang words worth Phytagora dan Shakespeare
antara dangau burung-burung dan tali temali.

Pupuk hama benih dan musim adalah biji dadu
seperti kisah cinta memabukkan Karl Moor mimpi
dicium kekasihnya tapi kami ditimbun harapan-harapan
Amelia sesekali kami terkenang pada kalian yang
berlompatan keluar garis bilangan sebagai
tikus-tikus yang bekejaran di lumbung padi kalian
pengerat pencuri lucu dan menjijikkan seolah
mengingatkan kembali pada berbagai peristiwa bernyawa
dan penyakit korupsi yang menjelma dimana-mana
tapi itu bukan gejala sampar kata kalian bersahaja
sekarang jalan dan gang buntu menuju rumah kami
kian sulit dibedakan antara pematang basah dan
kubangan kerbau lalu diam-diam kalian hapus air mata
kami caping arit dan seperangkat alat kerjanya
kalian poles dengan minyak teknologi tapi kami
takkan hanyut oleh kabar gembira ini selagi kalian
terus menerus membajak petak-petak akal petani dan
dengarlah suatu kali kami akan datang dengan masa
perlawanan seluruh potensi energi dan akal kami akan
kembali membajak tanah-tanah di otak kalian dengan
membalik hara tanahnya menjadi ladang syaraf yang
subur dan berhati nurani.


Sudikampiran, Indramayu

Puisi: Energi
Puisi: Energi
Karya: Acep Syahril
© Sepenuhnya. All rights reserved.