Puisi: Teluk Jayakarta (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Teluk Jayakarta" memadukan keindahan alam dengan ekspresi perasaan puitis. Penyair mampu menciptakan gambaran yang menggugah imajinasi ....
Teluk Jayakarta


Ombak memecah di tepi pantai
angin berhembus lemah lembut
puncak kelapa melambai-lambai
di ruang angkasa awan bergelut.

Burung terbang melayang-layang
serunai berseru "adikku sayang"
perikan bernyanyi berimbang-imbang
laut harungan hijau terbentang.

Asap kapal bergumpal-gumpal
melayari tasik lautan jawa
beta duduk berhati kesal
melihat perahu menuju Semudera.

Musafir tinggal di tanah Jawa
seorang diri sebatang kara
hati susah tiada terkata
tidur sekali haram cendera.

Fikiranku melayang entah ke mana
sekali ke timur sekali ke utara
mataku memandang jauh ke sana
di pertemuan air dengan angkasa.

Di hadapanku hutan umurnya muda
tempat asyik bertemu mata
tempat mas'huk melagukan cinta
tempat bibir menyatukan anggota.

Fikiran lampau datang kembali
menggoda kalbu menyusahkan hati
mengintankan untung tiada seperti
Yayi lalu membawa diri.

Ombak mengempas ke atas batu
bayu merayu menjauhkan hati
gelak gadis membawaku rindu
terkenangkan tuan ayuhai yayi.

Teja ningsun buah hatiku
lihatlah limbur mengusap gelombang
ingatlah tuan masa dahulu
adik guring di pangkuan abang?

Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:
Puisi "Teluk Jayakarta" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam dan perasaan puitis penyair.

Lingkungan Alam dan Keindahan Teluk Jayakarta: Puisi ini diawali dengan deskripsi alam yang indah. Gambaran ombak yang memecah di tepi pantai, angin lembut, kelapa yang melambai, serta awan yang bergelut menciptakan suasana damai dan puitis. Keindahan alam digambarkan melalui kata-kata yang lembut dan menggugah imajinasi.

Simbolisme Alam dan Kebebasan: Angin, puncak kelapa, burung, dan laut menjadi simbol-simbol kebebasan dan keindahan alam. Penyair menciptakan citra tentang kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam, di mana burung dan perikan menyanyi secara berimbang-imbang.

Perasaan Hati yang Bermacam-macam: Dalam puisi ini, perasaan penyair mengalir dalam ragam ekspresi. Dari kekesalan dan kesendirian, hingga kerinduan dan kenangan masa lalu. Ada perasaan kesal terhadap situasi sosial, namun juga ada nostalgia terhadap kenangan romantis.

Kontras Antara Keindahan Alam dan Keterasingan Pribadi: Penyair menciptakan kontras yang menarik antara keindahan alam Teluk Jayakarta dengan kesendirian dan kegundahan hatinya. Meskipun terpancar keindahan alam, namun penyair merasakan keterasingan dan perasaan kesepian.

Refleksi Sejarah dan Identitas Lokal: Teluk Jayakarta dijadikan latar belakang, membawa unsur sejarah dan identitas lokal. Mengingatkan pembaca pada masa lampau, mungkin era kolonial atau masa-masa di mana Teluk Jayakarta masih menjadi pusat kehidupan dan peradaban.

Gaya Bahasa dan Irama: Gaya bahasa yang digunakan cukup sederhana dan elegan. Rima dan irama puisi ini terasa alami, seperti melodi yang diterjemahkan ke dalam kata-kata yang harmonis.

Penggunaan Bahasa dan Istilah Daerah: Amir Hamzah menggunakan kata-kata dan istilah daerah seperti "Yayi" dan "Teja ningsun", yang memberikan nuansa kekayaan budaya dan bahasa Nusantara dalam puisi ini.

Puisi "Teluk Jayakarta" adalah puisi yang memadukan keindahan alam dengan ekspresi perasaan puitis. Penyair mampu menciptakan gambaran yang menggugah imajinasi tentang alam Indonesia, sambil menyelipkan refleksi perasaan pribadi dan sejarah lokal. Melalui kata-kata yang dipilih dengan indah, Amir Hamzah berhasil menciptakan sebuah karya yang memikat pembaca untuk merenung dan merasakan keindahan serta kerumitan perasaan dalam puisinya.

Amir Hamzah
Puisi: Teluk Jayakarta
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.