Puisi: Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema perasaan nostalgia, ...
Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang


seperti engkau berbicara di ujung jalan
(waktu dingin, sepi gerimis tiba-tiba
seperti engkau memanggil-manggil di kelokan itu
untuk kembali berduka)

untuk kembali kepada rindu
panjang dan cemas
seperti engkau yang memberi tanda tanpa lampu-lampu
supaya menyahut, Mu


1968

Sumber: Horison (Februari, 1969)

Analisis Puisi:
Puisi "Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema perasaan nostalgia, kehilangan, dan kerinduan. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair menggambarkan suasana dan emosi yang mengiringi momen-momen tertentu di jalan yang dulu pernah dilewati.

Tema Sentral: Tema utama dalam puisi ini adalah nostalgia, kehilangan, dan kerinduan. Penyair menggambarkan perasaan merindukan seseorang atau sesuatu yang telah berlalu, dan saat-saat yang memicu perasaan itu, terutama melalui penggambaran gerimis di jalan.

Gambaran Lingkungan dan Suasana: Penyair menciptakan gambaran lingkungan yang kuat dalam puisi ini. Gerimis kecil yang turun di Jalan Jakarta, Malang menggambarkan suasana yang dingin, sepi, dan mendalam. Penggunaan istilah "kelokan" memberikan nuansa adegan yang mengalir dengan lambat, seperti kenangan yang mengalir kembali dalam ingatan.

Perasaan Kehilangan dan Kerinduan: Penggunaan repetisi frasa "seperti engkau" menciptakan rasa intensitas dan perasaan seolah-olah seseorang yang diinginkan hadir di sana, meskipun hanya dalam khayalan. Ini menggambarkan perasaan yang dalam dan tak terlupakan terhadap kehilangan seseorang atau sesuatu yang penting.

Panggilan dalam Nada Kerinduan: Penyair menggambarkan nuansa seolah-olah ada panggilan atau seruan dalam nada kerinduan. "Seperti engkau berbicara di ujung jalan" menggambarkan gambaran bahwa seseorang hampir terdengar atau terlihat di ujung jalan tersebut. Kata-kata ini menciptakan nuansa mistis dan mengesankan adanya hubungan antara dunia nyata dan dunia roh.

Momen untuk Berduka: Bagian "untuk kembali berduka" memberikan penekanan pada momen untuk merasakan kesedihan lagi, seolah-olah melihat seseorang yang hilang dapat memicu perasaan duka yang terpendam.

Makna Lampu-Lampu: Penyair menghadirkan gambaran "tanpa lampu-lampu" sebagai simbol dari kehilangan arah atau petunjuk yang biasanya memberikan penerangan. Ini dapat diartikan sebagai hilangnya petunjuk atau panduan yang dulu ada dalam kehidupan yang hilang.

Puisi "Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang" menggambarkan perasaan nostalgia, kehilangan, dan kerinduan melalui penggunaan bahasa sederhana dan gambaran lingkungan yang kuat. Penyair berhasil menghadirkan suasana yang mendalam dan melankolis, serta mengajak pembaca merenung tentang perasaan-perasaan yang terbangkitkan oleh momen-momen tertentu di jalan yang telah dilewati. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan arti dan makna dari kehilangan, serta mengingat bahwa kenangan dan perasaan tetap abadi meskipun waktu telah berlalu.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.