Puisi: Kamar (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Kamar" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehadiran, nostalgia, dan proses penyembuhan dalam sebuah ruang yang penuh dengan sejarah ...
Kamar

Ketika kumasuki kamar ini
pasti dikenalnya kembali aku
suara langkahku, nafasku
dan ujung-ujung jari yang dulu menyentuhnya.

Dan kali ini - pertemuan ini
tanpa jam dinding
begitu saja di suatu sore hari
sewaktu percakapan tak diperlukan lagi

Tanpa engahan-engahan pendek
tanpa "malam begitu cepat lalu!"
dan kulihat bibir-bibirnya sembilu
menoreh kenanganku.

Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Kamar" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan sebuah pertemuan yang intim dan introspektif di dalam kamar, di mana kenangan-kenangan masa lalu dan kehadiran saat ini bersilangan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menyampaikan nuansa nostalgia, introspeksi, dan perubahan emosi.

Kamar Sebagai Ruang Kenangan: Kamar dalam puisi ini bukan hanya sekadar sebuah ruangan, tetapi juga merupakan ruang di mana kenangan-kenangan masa lalu masih hidup dan hadir. Ketika penyair memasuki kamar tersebut, ia merasakan kehadiran dirinya sendiri serta kenangan-kenangan yang terhubung erat dengan kamar itu.

Kesadaran akan Kehadiran: Penyair merasa bahwa kehadirannya di kamar tersebut tidaklah asing. Ia merasakan bahwa segala sesuatu di dalam kamar tersebut "mengenal" dirinya, termasuk suara langkahnya, nafasnya, dan sentuhan-sentuhan jari yang dulu pernah menyentuh seseorang yang penting baginya.

Pertemuan Tanpa Kata-Kata: Pertemuan di dalam kamar tersebut terjadi tanpa perlu bicara. Ketika dua orang bertemu dalam situasi yang intim dan akrab, tidak ada lagi kebutuhan akan percakapan formal atau basa-basi. Suasana sore yang tenang menjadi latar bagi pertemuan ini, di mana keheningan menjadi lebih bermakna daripada kata-kata.

Nostalgia dan Kenangan yang Menyakitkan: Meskipun pertemuan tersebut berlangsung tanpa kata-kata, penyair merasakan kehadiran "bibir-bibirnya sembilu" yang mengingatkan akan kenangan-kenangan yang menyakitkan. Kata "sembilu" di sini mengisyaratkan bahwa kenangan tersebut tidak hanya membawa kehangatan, tetapi juga kesedihan dan luka.

Introspeksi Emosional: Puisi ini juga mencerminkan proses introspeksi emosional dari sudut pandang penyair. Ia meninjau kembali hubungan masa lalunya, merasakan kehadiran dan kepergiannya, serta menghadapi kenangan-kenangan yang muncul kembali di kamar tersebut.

Dengan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, Sapardi Djoko Damono berhasil mengekspresikan kompleksitas perasaan manusia dalam situasi yang intim dan penuh kenangan. Puisi "Kamar" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehadiran, nostalgia, dan proses penyembuhan dalam sebuah ruang yang penuh dengan sejarah dan emosi.


Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Kamar
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.