Puisi: Perjalanan ke Akhirat (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Perjalanan ke Akhirat" karya Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenungkan tindakan dan sikap dalam kehidupan ini. Pesan moral dan ..
Perjalanan ke Akhirat
(: Raja Ali Haji)


Perjalanan ke akhirat jangan dibebani
dendam kesumat –
langkahmu nanti tersendat.
Tentu ada penjaga gapura
yang barangkali bertanya,
“Mau ke mana, Saudara?”
Kau tak usah risau
ia memang tak suka menegur,
“Dari mana, Saudara?”
Perjalanan ke akhirat pasti terasa berat
kalau kau suka berkhianat
dan akan terasa semakin susah
kalau jiwamu tak ikhlas menyerah
kalau ruhmu sakitnya parah.
Perjalanan ke akhirat akan tertahan
kalau kau tak berhandai taulan
kalau kau suka memalingkan muka
terhadap anak yatim dan kaum dhuafa
kalau kau suka menyumpal telinga
terhadap nasib yang bising suaranya
terhadap cinta yang sunyi sapanya
kalau kau suka memuntahkan kembali
doa pahit yang kautelan setiap hari.
Perjalanan ke akhirat penuh onak dan duri
kalau kau suka mengusir burung-burung
yang mematuki remah cahaya pagi
kalau kau suka mengusir
anak-anak yang bernyanyi-nyanyi
di jalanan depan rumahmu
yang biasanya sepi. Bertobatlah.
:
Tutup matamu rapat-rapat
dan bayangkan: capung yang dulu kaulumat
di telapak tanganmu kembali menggeliat
lalu terbang menemanimu
:
Sebenarnyalah.

Sumber: Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012)

Analisis Puisi:
Puisi "Perjalanan ke Akhirat" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenung tentang perjalanan spiritual menuju akhirat. Dalam analisis ini, kita akan membahas beberapa elemen kunci yang memperkaya makna puisi ini.

Nasihat tentang Beban Perjalanan ke Akhirat: Puisi dimulai dengan nasihat agar perjalanan ke akhirat tidak dibebani dendam dan kesumat. Sapardi menciptakan gambaran bahwa beban-ban tersebut dapat membuat langkah perjalanan tersendat. Penggunaan kata "dibebani" menciptakan citra kelepasan dan kesiapan mental yang diperlukan dalam perjalanan spiritual.

Gapura dan Pertanyaan Penjaga Gapura: Ada gambaran tentang gapura yang menjadi titik awal perjalanan ke akhirat. Penjaga gapura diposisikan sebagai figur yang mungkin akan bertanya tujuan perjalanan. Pertanyaan tersebut dapat diartikan sebagai refleksi terhadap kehidupan dan perbuatan manusia. Gapura menjadi simbol hambatan awal yang harus dihadapi sebelum memasuki perjalanan spiritual yang lebih dalam.

Beratnya Perjalanan dan Faktor-Faktor Penghambat: Puisi menyampaikan bahwa perjalanan ke akhirat akan terasa berat jika seseorang suka berkhianat dan jika jiwa tidak ikhlas menyerah. Penggunaan kata "berat" dan "tersendat" menciptakan kontras dengan keinginan untuk mencapai kehidupan akhirat yang lebih baik.

Pemahaman Ikhlas dan Pertobatan: Puisi menekankan pentingnya sikap ikhlas dan pertobatan sebagai langkah awal dalam perjalanan ke akhirat. Sikap ikhlas dan pertobatan menjadi kunci untuk melepaskan diri dari beban dan hambatan spiritual yang dapat menghalangi perjalanan.

Penolakan terhadap Kejahatan dan Ketiadaan Empati: Sapardi menciptakan gambaran tentang tindakan-tindakan yang dapat menghambat perjalanan ke akhirat, seperti berhandai taulan (sikap sombong), memalingkan muka terhadap anak yatim dan kaum dhuafa, dan menyumpal telinga terhadap penderitaan. Ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya berbuat baik dan memiliki empati dalam perjalanan spiritual.

Pemikiran terhadap Kehidupan dan Penerimaan Konsekuensi: Puisi ditutup dengan pemikiran tentang konsekuensi perjalanan ke akhirat. Sapardi mengajak untuk menutup mata dan membayangkan kembalinya capung yang pernah dimatikan, menciptakan simbol pemahaman terhadap kehidupan dan penerimaan konsekuensi perbuatan.

Puisi "Perjalanan ke Akhirat" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah puisi yang mendalam dan menggugah. Melalui gambaran perjalanan ke akhirat, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan tindakan dan sikap dalam kehidupan ini. Pesan moral dan spiritualitas dalam puisi ini memberikan landasan untuk introspeksi diri dan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik di akhirat.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Perjalanan ke Akhirat
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.