Puisi: Kaucari-cari Hilang (Karya Sosiawan Leak)

Puisi "Kaucari-cari Hilang" karya Sosiawan Leak menggambarkan perasaan kehilangan, kerusuhan sosial, dan ketidakpastian dalam kehidupan. Puisi ini ...
Kaucari-cari Hilang


Kaucari-cari hilang
; tempat segala terbang
entah dengan diam-diam,
tanpa pamit, melintas begitu saja
atau menyisakan almanak dan alamat
di surat berharga dan nota anggaran.

Kaucari-cari hilang
; anak-anak yang tak sempat dewasa
buruh-buruh yang gagal gajian
juga petani serta nelayan yang dilimbah cuaca dan lautan.
lalu budi pekerti dihantam perkelahian siswa di jalanan
agama diludah para naga di ujung panji-panji,
mikrofon, mimbar juga tivi-tivi.
para moral minggat ke nirwana bersama ranjang purba
usai rapat kerja, inspeksi gadungan
atau defile harian anjing kudisan.

Kaucari-cari hilang
; wajah hatimu di pasar kata-kata
kelebatnya nyungsep di percetakan uang negara
usai berlarian mengejar bis antar kota,
nongkrong di warung kaki lima,
menyeruput comberan tanpa label harga
(kecuali kantong plastik
dan sedotan basi berbau lipstik)

Kaucari-cari hilang
; arah tujuan yang telah bertolak dari bandar keberangkatan
bersama para cuaca yang dikisruh musim pancaroba,
ekosistem yang pecah berhamburan,
angin yang selalu kembara,
dan peta yang tak rampung-rampung
dilukiskan.


Solo, 2 Oktober 2012

Sumber: Wathathitha (2018)

Analisis Puisi:
Puisi "Kaucari-cari Hilang" karya Sosiawan Leak menggambarkan perasaan kehilangan, kerusuhan sosial, dan ketidakpastian dalam kehidupan. Puisi ini menggunakan bahasa metaforis dan gambaran konkret untuk menyampaikan pesan tentang kehilangan arah, nilai-nilai, dan identitas dalam masyarakat.

Gambaran Kehilangan dan Ketidakpastian: Puisi ini dimulai dengan frasa "Kaucari-cari hilang," yang mengindikasikan pencarian yang sia-sia dan perasaan kehilangan yang meluas. Kata-kata ini mencerminkan ketidakpastian dalam mencari sesuatu yang mungkin telah hilang tanpa jejak.

Kelompok-Kelompok yang Terpengaruh: Puisi ini menyoroti berbagai kelompok masyarakat yang telah terpengaruh oleh kehilangan ini, seperti anak-anak, buruh, petani, nelayan, dan lain-lain. Mereka dihadapkan pada tantangan dan kesulitan dalam menjalani kehidupan mereka, dan kehilangan tersebut tampaknya telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Kehilangan Nilai dan Etika: Pelaku puisi juga menggambarkan kehilangan nilai-nilai moral dan etika dalam masyarakat. Frasa "budi pekerti dihantam perkelahian siswa di jalanan" menggambarkan kondisi ketidakstabilan moral di tengah masyarakat. Selain itu, agama juga terkesan merosot dan diabaikan oleh "para naga di ujung panji-panji," menciptakan gambaran pergeseran nilai.

Kehilangan Identitas dan Arah: Metafora arah tujuan yang "bertolak dari bandar keberangkatan" mencerminkan kehilangan identitas dan orientasi dalam hidup. Gangguan ekosistem, ketidakpastian cuaca, dan keadaan lingkungan yang tidak stabil menciptakan perasaan ketidakpastian dan kehilangan arah dalam hidup.

Bahasa Metaforis dan Konkret: Puisi ini menggunakan bahasa yang kuat, dengan penggunaan gambaran metaforis dan konkret yang menciptakan citra yang kuat dan emosional. Frasa seperti "nongkrong di warung kaki lima, menyeruput comberan tanpa label harga" memberikan gambaran tentang realitas sosial yang kasar dan terfragmentasi.

Puisi "Kaucari-cari Hilang" karya Sosiawan Leak menyampaikan pesan tentang perasaan kehilangan, kerusuhan sosial, dan ketidakpastian dalam masyarakat. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, puisi ini menggambarkan bagaimana berbagai kelompok masyarakat terpengaruh oleh kehilangan arah, nilai-nilai, dan identitas. Puisi ini menciptakan citra tentang perasaan bingung dan ketidakstabilan yang menggambarkan keadaan sosial yang kompleks dan bergejolak.

Sosiawan Leak
Puisi: Kaucari-cari Hilang
Karya: Sosiawan Leak

Biodata Sosiawan Leak:
  • Sosiawan Leak (nama asli Sosiawan Budi Sulistyo) lahir pada tanggal 23 September 1967 di Kampung Somadilagan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.