Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Pratiwi Sudarmono Baca Puisi di Taman Ismail Marzuki" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang mencerminkan momen penting ketika seorang wanita bernama Pratiwi Sudarmono membacakan puisi di Taman Ismail Marzuki. Puisi ini merayakan peran dan kontribusi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dan mengangkat isu-isu penting yang berkaitan dengan perempuan di Indonesia.
Bagian 1 - Perayaan Hari Ibu:
Bagian pertama puisi ini menggambarkan momen penting di mana sekelompok perempuan, termasuk Pratiwi Sudarmono, berkumpul di Taman Ismail Marzuki untuk merayakan Hari Para Ibunda. Mereka adalah perempuan dari berbagai latar belakang dan profesi, termasuk pendidik, psikolog, ekonom, wartawati, ustazah, perancang bunga, doktor mikrobiologi, aktris teater, penerbit, pekerja sosial, dan penyanyi. Puisi ini menggarisbawahi kesibukan mereka dalam kehidupan sehari-hari, namun mereka masih menyisihkan waktu untuk merayakan Hari Ibu dan membacakan puisi. Hal ini menunjukkan penghargaan terhadap peran penting perempuan dalam masyarakat.
Bagian 2 - Ragam Puisi Tentang Perempuan:
Bagian kedua puisi ini menggambarkan berbagai jenis puisi yang dibacakan pada acara tersebut. Puisi-puisi tersebut mencakup berbagai tema yang berkaitan dengan perempuan, mulai dari perjuangan perempuan miskin hingga perempuan perkasa, guru, ibu yang ikhlas, dan bahkan puisi yang meratapi kepergian seorang ibu. Puisi ini mencerminkan keragaman pengalaman perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Puisi ini juga menyinggung istilah "babu" yang digunakan dalam puisi berjudul "Nyanyian Para Babu." Meskipun istilah tersebut kini diganti, puisi ini tetap menjadi protes terhadap perlakuan yang tidak adil terhadap kaum perempuan, terutama mereka yang bekerja sebagai pembantu. Puisi ini mencerminkan kesadaran akan ketidaksetaraan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan dalam masyarakat.
Bagian 3 - Pratiwi Sudarmono dan Puisi "Manusia Pertama di Angkasa Luar":
Bagian terakhir dari puisi ini menggambarkan momen ketika Pratiwi Sudarmono, seorang ilmuwan mikrobiologi yang bekerja di laboratorium, membacakan puisi berjudul "Manusia Pertama di Angkasa Luar" karya Subagio Sastrowardoyo. Puisi ini menggambarkan momen penting dalam sejarah ketika manusia pertama berada di luar angkasa. Puisi ini mencerminkan semangat eksplorasi dan penjelajahan manusia di dunia luar.
Penting untuk dicatat bahwa puisi ini juga menyoroti perubahan gender dalam puisi tersebut. Meskipun aslinya ditulis dengan kata ganti laki-laki, Pratiwi Sudarmono membacakannya dengan kata ganti perempuan. Hal ini menunjukkan pentingnya peran perempuan dalam ilmu pengetahuan dan penjelajahan ruang angkasa.
Secara keseluruhan, puisi "Ketika Pratiwi Sudarmono Baca Puisi di Taman Ismail Marzuki" adalah penghormatan terhadap perempuan dan peran mereka dalam masyarakat, serta menyoroti isu-isu gender dan perubahan sosial yang terjadi seiring berjalannya waktu. Puisi ini merayakan kekuatan, ketahanan, dan keragaman kaum perempuan Indonesia.
Karya: Taufiq Ismail
Biodata Taufiq Ismail:
- Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
- Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.