Puisi: Ma'hadku Karangmangu (Karya Raedu Basha)

Puisi: Ma'hadku Karangmangu Karya: Raedu Basha
Ma'hadku Karangmangu


Walau hari-hari tak berhujan, tuan
Pekarangan ini bertanah basah, terbasuh keringat juang
Mengiringi kembali doa-doa ombak pantai utara
Lengan angina yang digelangi embun dingin
Pohon rerinduan musim panas menyisir sukma yang haus bergelora
Aku menyaksikan pekarangan ini dengan tatapan uap hujan
Ibrah jejak madu dari perasan sorban masa lalu

Ma’hadku Karangmangu
Karang kepala-kepala manusia tertunduk beku
Pasang mata-mata terpejam merudung relung kehilangan
Kemana pergi Mbah Zubair? Kemana pergi Mbah Him?
Atau Mbah Syu’aib -ghafarallahu dzunubahum- yang dahulu
Begitu perkasa berikrar: “Dunia telah kutalak tiga!”

Ma’hadku karangmangu
Bertumpuk kitab yang menyimpan huruf-huruf tua
Disammankan sejak terumbarnya matahari
Mengadu waktu menghafal alfiyah dan imrithy
Atau termangu menembus masa depan
Dalam kepulan rokok campur kelaparan:
Ah, pada jalan Allahlah manusia melangkah
Sambil cemas mengiklaskan cinta yang barokah

Walau hari-hari kami tak berhujan, tuan
Ma’hadku bergerimis dalam sepi
Saat lonceng masjid berdentang sepertiga malam
Pejam mata santri berurai adalah zikir ribuan abid
Melaknya adalah rangkaian perjalanan menuju kaustar

O Ma’hadku karangmangu
Sarang para penunggu
Yang menanti Firdaus-Nya dalam bertangan dada.


Rembang, 2008

Puisi Raedu Basha
Puisi: Ma'hadku Karangmangu
Karya: Raedu Basha
© Sepenuhnya. All rights reserved.