Puisi: Di Mana Kamu, De'Na? (Karya W.S. Rendra)

Di Mana Kamu, De'Na? (Puisi Mengenang Tsunami Aceh 2004)
Akhirnya berita itu sampai kepada saya: Gelombang tsunami setinggi 23 meter melanda rumahmu. Yang tersisa hanya puing-puing belaka. Di mana kamu, De'Na? Sia-sia teleponku mencarimu. Bagaimana kamu, Aceh? Di TV kulihat mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan. Kota dan desa-desa berantakan. Alam yang murka manusia-manusia terdera dan sengsara.
Di mana kamu, De'Na? Ketika tsunami melanda rumahmu apakah kamu lagi bersenam pagi dan ibumu yang janda lagi membersihkan kamar mandi?
De'Na, kita tak punya pilihan untuk hidup dan mati. Namun untuk yang hidup kehilangan dan kematian selalu menimbulkan kesedihan. Kecuali kesedihan, selalu ada pertanyaan: kenapa hal itu mesti terjadi dengan akibat yang menimpa kita?
Memang ada kedaulatan manusia, De'Na. Tetapi lebih dulu sudah ada daulat alam. Dan kini kesedihanku yang dalam membentur daulat alam. Pertanyaanku tentang nasib ini merayap mengitari alam gaib yang sepi.
De'Na! De'Na! Kini kamu menjadi bagian misteri yang gelap dan sunyi. Hidupku terasa rapuh oleh duka, amarah, dan rasa lumpuh. Tanpa kejernihan dalam kehidupan bagaimana manusia bisa berdamai dengan kematian?
De'Na, hatiku menjerit pilu. Di mana kamu? Bagaimana kamu? Yang tak bisa 'ku tolak dalam bayangan, meski mataku terbuka atau terpejam, adalah gambaran orang banyak berlarian, dikejar gelombang 23 meter tingginya. Dan lalu gempa yang menenggelamkan gedung-gedung tinggi, membelah jalan raya, menjadi jurang menganga. Ribuan manusia menjadi sampah dalam badai.
Kedahsyatan daulat alam, De'Na! Bukan sekedar kematian! Inilah yang membuat aku gemetaran! Tanpa menyadari ini apakah arti kebudayaan? Apakah pula arti puisi? Hidup dan segala usaha manusia barulah berarti dan nyata bila ia menyadari batas kemampuannya.
De'Na, apakah sekarang kamu lagi tersenyum membaca sajakku semacam ini?
Radio Female, Jakarta, 29 Desember 2004
Sumber: Doa untuk Anak Cucu (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Mana Kamu, De'Na?" karya W.S. Rendra adalah sebuah penghormatan dan pengungkapan perasaan terhadap tragedi besar yang melanda Aceh pada tsunami tahun 2004.

Keberadaan Manusia dalam Bencana: Puisi ini menggambarkan kehancuran yang ditimbulkan oleh tsunami dengan cara yang sangat personal. Penyair menyampaikan kesedihan dan kehilangan yang mendalam ketika bencana tersebut merenggut nyawa orang-orang yang dicintai.

Pencarian Identitas: Melalui pertanyaan "Di mana kamu, De'Na?", penyair mengekspresikan keputusasaan dan kekosongan yang dirasakan ketika mencari tahu nasib orang yang dicintai. Ini mencerminkan kebingungan dan keputusasaan yang dialami oleh banyak keluarga yang kehilangan anggota mereka dalam bencana tersebut.

Pertanyaan Kehidupan dan Kematian: Puisi ini mengeksplorasi tema kehidupan dan kematian, serta hubungan kompleks antara manusia dan alam. Penyair menyoroti kekuatan alam yang melampaui kendali manusia dan menyebabkan pertanyaan yang dalam tentang arti kehidupan dan penderitaan manusia di hadapan kekuatan alam yang tak terkendali.

Penghargaan terhadap Kedaulatan Alam: Penyair mengakui kedaulatan alam yang lebih besar daripada kekuasaan manusia. Puisi ini merenungkan tentang peran manusia dalam alam semesta dan keterbatasan manusia dalam menghadapi kekuatan alam yang menghancurkan.

Kesedihan dan Keterbatasan Manusia: Melalui gambaran yang kuat tentang kehancuran dan penderitaan, puisi ini menghadirkan kesedihan yang dalam atas keterbatasan manusia dalam menghadapi bencana alam. Puisi ini juga mengeksplorasi konsep kehidupan dan kebudayaan manusia di hadapan kekuatan alam yang menghancurkan.

Melalui puisi "Di Mana Kamu, De'Na?", W.S. Rendra memberikan penghormatan kepada para korban dan mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan, kematian, dan hubungan kompleks antara manusia dan alam. Puisi ini merupakan sebuah bentuk ekspresi yang mendalam tentang kehancuran dan keberanian manusia di hadapan kekuatan alam yang menghancurkan.

Puisi: Di Mana Kamu, De'Na?

Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:

• W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
• W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.