Puisi: Perempuan Sial (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Perempuan Sial" karya W.S. Rendra menggambarkan kisah perempuan yang menghadapi penderitaan, pengkhianatan, dan penindasan dalam kehidupannya.
Perempuan Sial


Ia terbaring di taman tua
pestol di tangan dan lubang di jidatnya.

Mereka menemuinya tanpa dukacita
dan angin bau karat tembaga.

Mulutnya mengibit berahi layu
bunga biru dan berbau.

Matanya tidak juga pejam
lain mimpi, lain digenggam.

Ah, tubuhnya! Ah, rambutnya!
Tempat tidur tersia suami tua.

Bunga bagai dia diasuh angin
oleh nasib jatuh ke riba lelaki tua dingin.

Nizar yang menopangnya dari kelayuan
perempuan bagai bunga, lelaki bagai dahan.
Lelaki muda itu bertolak tinggalkan dia
tersisa jantung dan hati dari timah.

Ia terbaring di taman tua
pestol di tangan dan lubang di jidatnya.

Suaminya yang tua berkata:
- Farida, engkau ini perempuan sial!


Sumber: Ballada Orang-Orang Tercinta (1957)

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan Sial" karya W.S. Rendra menggambarkan kisah perempuan yang menghadapi penderitaan, pengkhianatan, dan penindasan dalam kehidupannya. Melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang intens, puisi ini menggugah emosi pembaca dan mengajak mereka untuk merenungkan tentang isu gender, ketidakadilan, dan penderitaan perempuan dalam masyarakat. Berikut adalah analisis lebih mendalam mengenai elemen-elemen dan pesan yang diungkapkan dalam puisi ini:

Penggambaran Keadaan: Puisi dimulai dengan deskripsi perempuan yang terbaring di taman tua dengan pestol di tangan dan lubang di jidatnya. Ini menciptakan gambaran yang langsung mengundang perhatian pembaca dan menyiratkan keadaan yang dramatis serta tragis. Gambaran ini memberikan kesan bahwa perempuan tersebut menghadapi akhir hidup yang tidak biasa dan penuh penderitaan.

Ketidakberdayaan dan Kekerasan: Puisi ini menggambarkan betapa perempuan tersebut merasa tak berdaya dalam situasi yang dia hadapi. Dia ditemui oleh orang lain tanpa adanya dukacita atau empati, dan bahkan matanya tidak bisa ditutup karena dia menghadapi penderitaan yang tak berkesudahan. Penggunaan kata-kata seperti "pestol di tangan" dan "lubang di jidatnya" menggambarkan kekerasan yang dia alami.

Gambaran Psikologis: Puisi ini juga menggambarkan kondisi psikologis perempuan tersebut. Mulutnya mengibit berahi layu dan matanya tak bisa pejam, menunjukkan bagaimana dia menderita dalam pikiran dan perasaannya. Kontras antara gambaran fisik yang rusak dan rasa ingin hidup yang masih ada dalam dirinya menciptakan suasana yang penuh kesedihan.

Pengkhianatan dan Penindasan: Puisi ini menggambarkan pengkhianatan perempuan tersebut oleh lelaki muda yang meninggalkannya. Pengkhianatan ini tercermin dalam kata-kata "Lelaki muda itu bertolak tinggalkan dia, tersisa jantung dan hati dari timah." Dia ditinggalkan oleh lelaki yang mungkin telah memanfaatkan dan mengeksploitasi dirinya, meninggalkannya dengan luka emosional yang mendalam.

Kesimpulan yang Kuat: Puisi ini mencapai puncaknya dengan kutipan kata-kata dari suami perempuan tersebut yang berkata, "- Farida, engkau ini perempuan sial!" Kata-kata ini menunjukkan bagaimana perempuan tersebut mungkin telah dihakimi, dihina, dan dianggap sebagai "perempuan sial" oleh masyarakat, bahkan oleh suaminya sendiri.

Pesan dan Makna: Melalui puisi ini, W.S. Rendra menggambarkan realitas perempuan yang seringkali menghadapi ketidakadilan, penderitaan, dan penindasan dalam masyarakat yang patriarkal. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perlunya mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan, memberikan dukungan, dan mengatasi ketidaksetaraan gender yang ada.

Bahasa dan Imajinasi: Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya dalam menggambarkan penderitaan dan emosi perempuan tersebut. Imajinasi kuat dalam penggambaran fisik dan emosional perempuan tersebut membuat pembaca merasa terlibat secara emosional dan menggugah empati.

Puisi "Perempuan Sial" oleh W.S. Rendra adalah karya yang kuat dan berdaya ungkit tentang kondisi perempuan dalam masyarakat yang penuh dengan penderitaan, pengkhianatan, dan penindasan. Melalui gambaran yang intens dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan isu gender dan memberikan suara kepada perempuan yang seringkali terpinggirkan dan diabaikan dalam realitas sosial.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Perempuan Sial
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.